muqoddimah
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ
آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ
اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي
تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا
اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ
الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله
عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّار.
Orang orang yang mendapat kabar gembira sorga
Sesungguhnya orang yang tidak mengenal kemuliaan akhirat dan malas
beribadah akan menganggap dunia ini sebagai negeri yang senantiasa ia tempati.
Ia selalu merasa kurang terhadap apa yang dimilikinya, tidak pernah merasa
cukup mengejar dunia sampai segala keinginannya terpenuhi. Padahal, apa yang ia
usahakan, berupa harta, anak, dan lain-lain, semua itu tidak akan pernah
menimbulkan kepuasan pada dirinya, bahkan mampu membawa kesengsaraan baginya.
Seharusnya dia menyadari bahwa sebentar lagi kematian akan menghampirinya.
Adapun orang yang mendapat taufik, dia menyadari bahwa dunia dan segala keindahannya
itu hanyalah tipuan belaka, sehingga dia tidak terperdaya bahkan
sebaliknya akan bergegas menuju ampunan Allah serta surga yang seluas langit
dan bumi, yang dipersiapkan bagi orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Di
antara kenikmatan di surga yang Allah dan Rasul-Nya telah perkenalkan pada kita
adalah :
Merasakan nikmatnya sungai susu, arak, dan madu.
Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman
yang artinya," (Apakah)
perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa
yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari
khamer (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu
yang disaring." (Muhammad : 15).
Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya.
Sebagaimana firman Allah yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu)
kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya."
(An Naba' : 31-33).
Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin,.
Sebagaimana Rasulullah shollallohu
'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat,
tidak pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak
pernah sirna." (HR. Muslim).
Diberi umur muda.
Sebagaimana Nabi shollallohu
'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu,
matanya indah bercelak, umurnya 30 atau 33 tahun." (Shohihul Jaami').
Memandang wajah Allah yang mulia.
Sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jika surga telah dimasuki oleh para penghuninya, ada yang menyeru : 'Wahai penduduk surga, sesungguhnya Alloh
mempunyai suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Allah, di
mana Dia ingin menuaikannya.' Mereka berkata : 'Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan
timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari
neraka?' Beliau melanjutkan : 'Maka Allah menyingkapkan hijabnya (tabirnya), sehingga mereka
melihat-Nya (wajah Allah). Demi Allah, Allah belum pernah memberikan
sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada
melihat-Nya." (HR. Muslim).
Masih banyak sekali ayat dan hadits lainnya yang
menerangkan tentang sifat-sifat surga, kenikmatannya, kesenangannya, kebahagiannya,
dan keelokannya. Semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuninya.
Namun yang terpenting sekarang adalah bagaimana
cara dan jalan menuju sorga berikut kita akan bahas beberapa sifat sifat
manusia yang akan di kabar gembirakan untuk masuk sorga berdasarkan Alqur’an
dan sunnah.
Orang orang yang mendapat
kabar gembira sorga menurut Al Qur’an Al karim
- Orang yang bertakwa kepada Allah ta'ala
Allah
ta'ala berfirman:
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ
ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ
مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Katakanlah:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal
didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta
keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.(Al imron 15)
- Orang yang beriman kepada Allah ta'ala
Allah
ta'ala berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ
الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ
اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan (akan mendapat) surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat)
tempat-tempat yang bagus di surga Aden. Dan keridaan Allah adalah lebih besar;
itu adalah keberuntungan yang besar. (Q.S. At Taubah :72)
Allah ta’ala berfirman:
سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ
مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ
لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ
يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan
surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia
yang besar.(Al hadid 21)
- Orang yang mati syahid di jalan Allah
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ
وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ
وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ
فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu
telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 111)
Al-'Imad ibnu Katsir berkata: "Allah Ta'ala
mengabarkan bahwa Dia memberi ganti dari jiwa dan harta benda para hamba-Nya yang
beriman dengan surga karena mereka telah rela mengorbankannya di jalan-Nya. ini
merupakan karunia, kemuliaan dan kebaikan-Nya." Oleh karenanya al-Hasan
al-Bashri dan Qatadah mengatakan: "Allah telah membeli mereka, demi Allah,
Dia menghargai mereka sangat mahal."
- Orang yang menjauhi dosa-dosa besar
Allah Ta'ala berfirman:
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ
نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
Jika kalian menjauhi/ menghindarkan diri dari
dosa-dosa besar, niscaya Allah akan meleburkan kesalahan-kesalahan/ dosa-dosa
kecil kalian dan memasukkan kalian ke dalam tempat yang mulia (An Nisaa 31)
- Orang yang berbuat ihsan (merasa di awasi Allah ta’ala)
وَالَّذِيْنَ
جاَهَدُوا فِيْناَ لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَناَ وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut: 69)
إِنَّ الاَْبْرَارَ
لَفِى نَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti
benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan (Al infithor 13)
‘Abraar’ الأبرار adalah bentuk jamak dari
barr, yakni orang-orang yang banyak berbuat baik dan menjahui perbuatan jahat.
(qomus Al muhith 1/384)
‘mereka berada dalam kenikmatan,’ yakni kenikmatan
hati dan kenikmatan jasmani. oleh sebab itu anda tidak menemui seorangpun yang
paling baik hatinya dan paling tenang jiwanya selain para abraar, orang-orang
yang banyak berbuat baik. sampai-sampai sebagian salaf mengatakan:
«لو يعلم الملوك، وأبناء الملوك ما نحن فيه لجالدونا عليه
بالسيوف»
”Andaikata para raja dan anak-anak raja mengetahui
nikmatnya kehidupan kami niscaya mereka akan menebas kami dengan pedang
karenanya.”
Kenikmatan ini akan diperoleh di dunia dan di
akhirat. adapun kenikmatan di akhirat adalah jannah / surga. sedangkan di dunia
adalah kenikmatan dan ketengan hati, ridha menerima keputusan Allah dan
takdir-Nya. sesungguhnya, itulah kenikmatan yang hakiki. kenikmatan di dunia
ini bukanlah dengan kemegahan secara jasmani saja, tapi kenikmatan yang hakiki
adalah kenikmatan hati.
- Orang yang mempertahankan kesabaran
Allah Ta’ala
berfirman,
أُولَئِكَ
يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا
خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا
“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat
yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan
penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. Surga
itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman” (QS. Al Furqon: 75-76)
Balasan di atas berisi kenikmatan-kenikmatan di
surga yang akan diperoleh oleh orang yang sabar.
Pertama: Ghurfah, yaitu surga. Abu Ja’far Al Baqir,
Sa’id bin Jubair, Adh Dhohak, dan As Sudi berkata bahwa surga dinamakan dengan
ghurfah yang asalnya bermakna loteng (yang tinggi) karena ketinggian surga
tersebut.
Kedua: Karena kesabaran mereka menjalani
sifat-sifat tersebut, mereka mendapatkan tahiyyah dan salam dari para malaikat.
Maksudnya, mereka mendapatkan penghormatan dan pemuliaan. Malaikat akan menemui
mereka dari segala pintu di surga dan mereka pun berkata ‘salamun ‘alaikum bima
shobartum’ (salam bagi kalian karena kesabaran kalian). Sebagaimana disebutkan
dalam firman Allah Ta’ala,
وَالْمَلَائِكَةُ
يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ , سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ
فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat
mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima
shobartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ro’du:
24)
Ketiga: Mereka kekal di dalam surga, tidak akan
mati, tidak akan binasa dan penghuni surga tidak ingin keluar dari kenikmatan
di dalamnya.
- Orang yang menegakkan kejujuran dan kebenaran
Allah ta’ala berfirman:
قَالَ
اللّهُ هَذَا يَوْمُ يَنفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي
مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ
وَرَضُواْ عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Allah berfirman "Ini adalah suatu hari yang bermanfa'at bagi
orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya
mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha
terhadapNya Itulah keberuntungan yang paling besar". (Al Maidah 119)
- Orang yang senantiasa bertaubat
Allah ta’ala berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu
dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa,
”(QS Ali Imran 133).
- Orang yang berupaya menjaga lisan
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ
أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا
عَظِيمًا
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat ma´ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa
yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar. (An Nisaa 114)
- Orang yang menjaga shalat, kemaluan, hal hal yang sia sia, amanah dan menunaikan zakat
Allah ta’ala berfirman:
قَدْ
أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ اللَّغْوِ
مُعْرِضُونَ وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ
فَاعِلُونَ وَالَّذِينَ هُمْ
لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ فَمَنْ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ
فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْعَادُونَ
وَالَّذِينَ هُمْ لأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ
عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
أُوْلَئِكَ هُمْ الْوَارِثُونَ
الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang
yang khusyu` dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan
zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya, Mereka itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (ya`ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di
dalamnya. (surat Al Mu'minun 1-11). Dan masih banyak lagi sifat-sifat ahli
sorga di dalam Al Qur’an Al karim waullahu A’lam.
Orang orang yang mendapat
kabar gembira sorga menurut hadits-hadits Nabi Shalaullahu A'laihi wasallam
- Orang yang bertauhid
Rasulullah shalaullahu A'laihi wasallam bersabda :
“عرضت علي الأمم، فرأيت النبي معه الرهط، والنبي معه الرجل
والرجلان، والنبي وليس معه أحد، إذ رفع لي سواد عظيم، فظننت أنهم أمتي، فقيل لي :
هذا موسى وقومه، فنظرت فإذا سواد عظيم، فقيل لي : هذه أمتك، ومعهم سبعون ألفا
يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب، ثم نهض فدخل منزله، فحاض الناس في أولئك، فقال
بعضهم : فلعلهم الذي صحبوا رسول الله
r، وقال
بعضهم : فلعلهم الذين ولدوا في الإسلام فلم يشركوا بالله شيئا، وذكروا أشياء، فخرج
عليهم رسول الله أخبروه، فقال :” هم الذين لا يسترقون ولا يتطيرون ولا يكتوون وعلى
ربهم يتوكلون ” فقام عكاشة بن محصن فقال : ادع الله أن يجعلنى منهم، فقال : أنت
منهم، ثم قال رجل آخر فقال : ادع الله أن يجعلني منهم، فقال :” سبقتك عكاشة “.
“Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang
Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua
orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya,
tiba tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku mengira
bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku: bahwa mereka itu adalah
Musa dan kaumnya, tiba tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang
jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku: mereka itu adalah umatmu, dan
bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa
disiksa lebih dahulu.” Kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya,
maka orang orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu? Ada diantara mereka yang berkata: barangkali
mereka itu orang orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya, dan ada lagi
yang berkata: barang kali mereka itu orang orang yang dilahirkan dalam
lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatupun, dan
yang lainnya menyebutkan yang lain pula.Kemudian Rasulullah Shallallahu ’Alaihi
wa Sallam keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka
beliau bersabda, “Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah,
tidak melakukan tathayyur, dan tidak pernah
meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal
kepada tuhan mereka.” Kemudian Ukasyah bin Muhshan berdiri dan berkata:
mohonkanlah kepada Allah agar aku
termasuk golongan mereka, kemudian Rasul bersabda, “Ya, engkau termasuk
golongan mereka”, kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata:
mohonkanlah kepada Allah agar aku juga
termasuk golongan mereka, Rasul menjawab, “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah.” (HR.
Bukhari & Muslim)
Rasululllah shalallahu ‘alahi wa salaam bersabda:
فإن الله حرم على النار من قال: لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله
“Sesunggunhya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengatakan Laa
ilaah illallah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah” (H.R Bukhari 425 dan Muslim 33).
- Orang yang menjaga dan menghafal nama nama Allah yang indah
Rasulullah shalaullahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا ، مِائَةً إِلا وَاحِدَةً ، مَنْ
أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang
menjaganya maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari, no.2736, Muslim, no.2677 dan
Ahmad, no.7493).
Berkata Syekh Abdul Aziz bin Baz megenai makna hadis: Makna dari
‘menjaga’ adalah dengan menghafalnya, merenungkan maknanya, dan mengamalkan kandungan
maknanya… mengingat adanya kebaikan yang banyak dan ilmu yang bermanfaat dalam
mengamalkan kandungan makna asmaul husna tersebut. Karena mengamalkannya
merupakan sebab kebaikan bagi hati, kesempurnaan takut kepada Allah, dan
menunaikan hak-Nya.
- Orang yang menta'ati Rasulullah shalaullahu alaihi wasallam
Rasulullah shalaullahu alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي
يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ الله، وَمَنْ
يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Semua umatku masuk ke dalam surga kecuali orang yang menolak.” Mereka
(para sahabat) berkata, “Siapa yang menolak, wahai Rasulullah?” Rasulullah
bersabda, “Barang siapa taat kepadaku, ia masuk ke dalam surga. Barang siapa
bermaksiat kepadaku (menentangku), sungguh ia telah menolak (masuk surga).”
(HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah)
- Orang yang mengakhiri ucapannya dengan ‘Laa Ilaha Illallah’
Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar muazin
mengucapkan ‘Asyhadu alla ilaha illallah’. Lalu beliau mengatakan pada muazin
tadi,
خَرَجْتَ مِنَ
النَّارِ
“Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim no. 873)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ كَانَ آخِرُ
كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
“Barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah
‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud.. Dikatakan
shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)
- Orang yang menjaga shalat lima waktu
عَنْ أَبِي
الدَّرْدَاءِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خَمْسٌ مَنْ جَاءَ بِهِنَّ مَعَ إِيمَانٍ دَخَلَ الْجَنَّةَ مَنْ حَافَظَ عَلَى
الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ عَلَى وُضُوئِهِنَّ وَرُكُوعِهِنَّ وَسُجُودِهِنَّ
وَمَوَاقِيتِهِنَّ وَصَامَ رَمَضَانَ وَحَجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ
سَبِيلًا وَأَعْطَى الزَّكَاةَ طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ
قَالُوا يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ وَمَا أَدَاءُ الْأَمَانَةِ قَالَ الْغُسْلُ مِنْ
الْجَنَابَةِ
Lima perkara yg apabila dikerjakan oleh seseorang dgn keimanan, maka dia
akan masuk surga; barangsiapa yg menjaga shalat lima waktu beserta wudhunya,
ruku'nya, sujudnya & waktu-waktunya, melaksanakan puasa ramadhan, haji ke
baitullah jika mampu menunaikannya, menunaikan zakat dgn kesadaran jiwa, serta
menunaikan amanat. Mereka bertanya; Wahai Abu Ad-Darda, Apakah yg dimaksud dgn
menunaikan amanat? Dia menjawab; Mandi janabah!
(HR. Abu Dawud no. 365 )
- Orang yang menjaga shalat shalat sunnah terutama rawatib
Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,
مَنْ صَلىَّ فيِ
يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فيِ اْلجَنَّةِ:
أَرْبَعًاً قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ
اْلمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اْلعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ
اْلغَذَاةِ
“Siapa yang shalat sehari semalam duabelas rakaat niscaya dibangunkan
satu rumah untuknya di Surga: empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat
setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya’ dan dua rakaat
sebelum Shubuh.” (Shahihul Jami’ no.6362)
- Orang yang menjaga dua raka’at shalat sunah whudu’
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu,
Bahwasanya Nabi shollallaahu alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Bilal
selepas sholat subuh : “Ceritakan kepada saya satu amalan yang paling engkau
andalkan dalam Islam, karena sesungguhnya pada suatu malam saya mendengar
suara sendal kamu berada di pintu surga”, Bilal berkata : “Saya tidak
melakukan sesuatu apapun yang lebih baik melainkan saya tidak pernah bersuci
dengan sempurna pada setiap saat, baik malam maupun siang hari kecuali saya
selalu melakukan sholat sebanyak yang mampu saya kerjakan”. (HR. Al-Bukhari)
Tentu faidah yang langsung bisa kita tangkap adalah anjuran untuk
melakukan sholat sunnah setelah wudhu’. Namun, ada satu faidah yang cukup
menarik di sini “Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam adalah manusia yang
paling sempurna dalam semua hal. Diantaranya adalah dalam persahabatan. Beliau
hafal sifat-sifat dari para shahabatnya dengan detil hingga pada
masalah-masalah yang remeh sekalipun. Buktinya, beliau mampu mengenali suara
sendal shahabatnya, Bilal, dan memastikan bahwa itu adalah benar suara sendal
Bilal. Padahal Bilal sendiri adalah shahabat yang kedekatannya dengan
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam tidak sedekat Anas bin Malik, yang
menjadi pembantu Beliau, atau dengan shahabat-shahabat besar lainnya.
- Orang yang banyak berdzikir
أَلاَ
أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ،
وَأَرْفَعِهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ
وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا
أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ))؟ قَالُوْا بَلَى. قَالَ: ((ذِكْرُ
اللهِ تَعَالَى
“Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di
sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari
infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu,
lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Para sahabat
yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Dzikir kepada
Allah Yang Maha Tinggi”.(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah. Lihat pula Shahih
Tirmidzi dan Shahih Ibnu Majah)
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
((مَثَلُ
الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ
وَالْمَيِّتِ)).
Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat
Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati (HR. Al-Bukhari dalam
Fathul Bari)
Rasul Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
((مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُوْلُ: {الـم} حَرْفٌ؛ وَلَـكِنْ: أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ
حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ)).
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, akan mendapatkan
satu kebaikan. Sedang satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh semisalnya. Aku
tidak berkata: Alif laam miim, satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam
satu huruf dan mim satu huruf. (HR. At-Tirmidzi . Lihat pula Shahih At-Tirmidzi
dan Shahih Jaami’ush Shaghiir)
قالَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « سبقَ المُفَرِّدُونَ
» قالوا : ومَا المُفَرِّدُونَ يا رسُول اللَّهِ ؟ قال : « الذَّاكِرُونَ اللَّه
كَثيراً والذَّاكِراتُ » رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alahi
wasallam., bersabda: “Telah sampai lebih dulul Al Mufarriduun.” Para sahabat bertanya: “Apakah Al Mufarriduun itu?” Beliau menjawab:
“Yaitu orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah, baik laki-laki maupun
perempuan.” (HR. Muslim)
- Orang yang selalu membaca do’a sebelum tidur
Dari Barra’ bin Azib ra., ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alahi
wasallam., bersabda kepada saya: “Apabila kamu mendatangi pembaringanmu, maka
berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah pada lambung
kananmu dan ucapkanlah: ALLAAHUMMA ASLAMTU NAFSII ILAIKA WA WAJJAHTU WAJHII
ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA-A LAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA
AAMANTU BIKITAABIKAL LADZII ANZALTA WABINABIYYIKAL LADZII ARSALTA (Ya Allah,
saya serahkan diriku kepada-Mu, saya hadapkan wajahku kepada-Mu, saya lindungkan
punggungku kepada-Mu dengan senang hati dan takut kepada-Mu. Tak ada tempat
berlindung dan tidak ada pula tempat keselamatan dari siksaan-Mu kecuali hanya
kepada-Mu. Saya beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan kepada
Nabi-Mu yang telah Engkau utus). Maka seandainya kamu mati di malam itu, kamu
berada dalam keadaan fitrah (tanpa dosa). Jadikanlah kalimat-kalimat tersebut
sebagai akhir apa yang kamu ucapkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Rafii ibnu khodij: seandainya kamu mati di malam itu maka
kamu akan masuk sorga (HR. At Tirmizdi dalam sunannya 5/469 no. 3395)
Adab islami sebelum tidur yang seharusnya tidak ditinggalkan oleh
seorang muslim adalah sebagai berikut.
Pertama: Tidurlah dalam keadaan berwudhu.
Kedua: Tidur berbaring pada sisi kanan.
Ketiga: Meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat
Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq),
dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas), masing-masing sekali. Setelah itu
mengusap kedua tangan tersebut ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau.
Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Keempat: Membaca ayat kursi sebelum tidur.
Kelima: Membaca do’a sebelum tidur “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.
Keenam: Sebisa mungkin membiasakan tidur di awal malam
(tidak sering begadang) jika tidak ada kepentingan yang bermanfaat.
- Orang yang rajin menuntut ilmu
Sabda Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam:
ومَنْ
سَلَكَ طَريقاً يَلتَمِسُ فِيه عِلماً ، سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَريقاً إلى الجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh suatu jalan mencari ilmu
padanya, niscaya Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga.(HR, Muslim).
- Orang yang Mencintai Allah dengan Mencintai Surat Al-Ikhlas
Diriwayatkan dari sahabat
Anas bin Malik bahwa seorang laki-laki
Anshar pernah menjadi imam di masjid Quba. Setiap kali hendak membuka surat
yang akan dibacakan kepada makmum dalam shalat, dia selalu memulai dengan
membaca qul huwallahu ahad… Setelah selesai membacanya, barulah dia membaca surat
yang lain. Dia melakukan hal itu di setiap rakaat. Terjadilah perbincangan di
kalangan para sahabat. Mereka mengatakan, “Engkau membuka bacaan dengan surat
ini, kemudian engkau tidak cukup membaca surat ini saja, tetapi engkau baca
pula surat yang lain. Yang harus kamu lakukan adalah membaca surat itu, atau
meninggalkannya dan diganti dengan surat yang lain.” Dia mengatakan, “Aku tidak
akan meninggalkannya. Bila kalian suka aku mengimami kalian seperti itu, maka
aku akan melakukannya, bila tidak maka aku tidak akan lagi mengimami kalian.”
Sedangkan mereka ketika itu berpendapat bahwa dia adalah orang utama di
kalangan mereka dan mereka tidak suka bila diganti oleh orang lain. Ketika Nabi
datang menjumpai mereka, lalu mereka ceritakan semuanya kepada beliau. Setelah
itu beliau bersabda, “Hai fulan, apa sebabnya engkau tidak mau mengikuti
perintah kawan-kawanmu. Dan, apa yang menyebabkan kamu mesti membacanya dalam
setiap rakaat?” Orang itu menjawab, “Aku sangat menyukainya.” Kemudian
Rasulullah bersabda lagi, “Kecintaanmu terhadap surat ini akan memasukkanmu ke
dalam surga.” (HR.Bukhori 1/268 no.741)
Dalam riwayat Imam Bukhari dari Abu Sa’id diceritakan, “Ada seseorang
mendengar orang lain membaca surat al-Ikhlas dan dia mengulang-ulangnya. Ketika
waktu pagi tiba, dia ceritakan hal itu kepada Nabi Saw.. Seolah-olah laki-laki
itu merasa kurang puas dengan satu kali baca. Maka Nabi pun bersabda, “Demi
jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya. Surat itu sama dengan sepertiga
al-Quran.”
- Orang yang berbakti kepada orang tuanya.
Dari Ka'ab bin Ujrah r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda:
"Mendekatlah kalian ke mimbar!" Lalu kami pun mendekati mimbar
itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata,
"Amin." Ketika beliau menaiki tangga yang kedua, beliau pun
berkata, "Amin." Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga,
beliau pun berkata, "Amin." Setelah Rasulullah saw. turun dari
mimbar, kami pun berkata,"Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari
engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar
sebelumnya."Rasulullah saw. bersabda, "Ketika aku menaiki tangga
pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata,"Celakalah orang yang
mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi tidak memperoleh
keampunan." Maka aku berkata, "Amin"Ketika aku menaiki tangga
yang kedua, Jibril berkata,"Celakalah orang yang apabila namamu
disebutkan, dia tidak bersalawat ke atasmu." Aku pun berkata, Amin.'Ketika
aku melangkah ke tangga ketiga, Jibril berkata,"Celakalah orang yang
mendapati ibu bapaknya yang telah tua, atau salah satu dari keduanya, tetapi
keduanya tidak menyebabkan orang itu masuk surga." Akupun berkata, Amin
:" (HR. Hakim)
- Wanita yang menta’ati suaminya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima
waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati
suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu
Hibban dalam Shahihnya)
Suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan
suami menjadi keridhoan Allah. Istri yang tidak diridhoi suaminya karena tidak
taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur nikmat.
Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang
wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab
bahwa diantarantanya karena wanita banyak yang durhaka kepada
suaminya. (HR Bukhari Muslim)
- Orang yang menjaga lisan dan kemaluan dari kemaksiatan
Keistimewaan menjaga lisan dan kemaluan bagi seorang muslimam sangat
tinggi. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah
mengingatkan:
"Barangsiapa yang menjaga (anggota badan) yang terletak di antara dua lihyahnya dan yang teletak di antara dua pahanya maka ia dijamin masuk surga,” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan At-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah).
"Barangsiapa yang menjaga (anggota badan) yang terletak di antara dua lihyahnya dan yang teletak di antara dua pahanya maka ia dijamin masuk surga,” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan At-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah).
- Orang yang terkumpul padanya sifat-sifat kebaikan
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalaullahu alahi wasallam
pernah bertanya kepada para sahabatnya di suatui pagi, “Siapakah diantara
kalian yang berpuasa pada hari ini?” Abu Bakar menjawab ”Saya!” Rasul bertanya lagi ”Siapakah diantara kalian yang
mengiringi jenazah pada hari ini?” Abu Bakar
menjawab ”Saya!”. “Siapakah yang memberi makan fakir miskin pada hari
ini?” tanya Rasulr lagi. “Saya!” jawab Abu Bakar. “Siapakah diantara kalian
yang menjenguk orang sakit pada hari ini?” tanya Rasul “Saya!” jawab Abu Bakar. Kemudian Rasulullah
shalaullahu alahi wasallam bersabda : “Tidaklah terkumpul perkara tersebut pada
seorang hamba kecuali pasti masuk surga.” (HR. Muslim)
- Orang yang sabar membesarkan dan mendidik anak-anak
Dari Abu
Harairah Rasulullah shalaullahu alahi wasallam bersabda ""Barangsiapa diantara
kalian mempunyai tiga orang anak gadis lalu ia sabar merawatnya dalam keadaan
susah dan senang, maka Allah akan memasukkan dia sorga berkat kasih sayang
orang itu kepada ketiganya", lalu seseorang bertanya:"Bagaimana
dengan dua wahai Rasulullah?", beliau menjawab "Demikian juga dengan
dua", lalu orang itu bertanya lagi: "Bagaimana dengan satu wahai
Rasulullah?" beliau menjawab "Demikian juga dengan satu" (H.R.
Ahmad)
Dalam riwayat yang
lain Dari Anas bin Malik "Barangsiapa diantara kalian merawat dan mendidik
mempunyai dua atau tiga anak perempuan saudari perempuan hingga mereka
meninggal dunia atau dia meninggal dunia, maka aku dan dia (orang tersebut)
seperti dua jari ini", beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari
tengah" (H.R. Ahmad)
- Orang yang mengurusi anak yatim
Rasulullah shalaullahu alahi wasallam bersabda:
أنا
وكافل اليتيم في الجنة كهاتين وأشار بأصبعيه يعني السبابة والوسطى الترمذي
"Aku dan yang mengurus anak yatim
di surga seperti ini, beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya yaitu jari
telunjuk dan jari kelingking" (HR. At
Tirmidzi)
- Orang Menyambung Silaturrahim.
Rasulullah shalaullahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga
orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan
tali persaudaraan ” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Rasulullah shalaullahu alaihi wasallam bertanya
kepada pada sahabat tentang maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang
yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya beliau menjawab: Seorang
laki-laki yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas karena
Allah ” (HR. Ibnu Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).
Orang orang yang telah
pasti dapat kabar gembira dengan sorga
1. Abu Bakar bin Abi Qohafah
(Assiddiq), adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah,
hanya berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka
Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah
seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya,
pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam,
beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan
Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau
pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan
antara beliau dengan Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi
khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu
Bakar ketimbang para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah
tengah orang lain.
“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)
Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.
2. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah.
Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.
Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.
3. Utsman bin Affan, sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.
“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)
Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.
2. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah.
Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.
Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.
3. Utsman bin Affan, sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.
4. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib, pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana kehidupannya.
5. Sahabat kelima yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”
6. Azzubair bin Awwam, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.
Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
7. Adalah Abdurrahman bin Auf, yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”
8. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash, orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.
9. Said bin Zaid, adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.
10. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah menurunkan QS Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.” Kesepuluh sahabat ini di sebut Al Asyarotul mubasyirina bil jannah sepuluh orang yang dapat kabat gembira masuk sorga karena di sebutkan dalam satu hadits.
11.istri
istri Nabi shalaullahu A’laihi wasallam
12.
Anak anak dan cucu cucu Nabi shalaullahu A’laihi wasallam
13.Kabar
kepada sahabat ukasyah bin mihshon
Di sebutkan dalam riwayat Bukhari rahimahullah, dari Abbas radhiallahu
'anhu, dia berkata bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang
berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti
oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga
nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri.
Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata,
'Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, 'Bukan, tapi
lihatlah ke ufuk!' Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia.
Jibril berkata, 'Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang
tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.' Aku berkata, 'Kenapa?' Dia
menjawab, 'Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal
nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal.'Maka berdirilah Ukasyah bin
Mihshan, lalu berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu
seorang di antara mereka.' Nabi pun berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah dia salah
seorang di antara mereka.'Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata,
'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara
mereka.' Nabi Shalalahu 'alaihi wasslam menjawab, 'Kamu telah didahului oleh
Ukasyah'." [HR. Bukhari 6059]
14.
kabar Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam kepada wanita berkulit hitam yang terkena penyakit ayan masuk sorga
Dari Atha bin Abu Rabah ia
berkata: Ibnu Abbas ra. pernah berkata kepadaku: Maukah kamu aku perlihatkan
seorang wanita penghuni surga? Aku menjawab: Mau. Ia berkata: Wanita berkulit
hitam ini pernah mendatangi Nabi saw. dan berkata: Sesungguhnya aku menderita
penyakit ayan dan auratku terbuka, maka mohonlah kepada Allah demi
kesembuhanku. Nabi saw. bersabda: Kalau kamu mau bersabar, maka bagimu adalah
surga. Dan kalau kamu mau sembuh, maka aku akan memohonkan kepada Allah semoga
Dia menyembuhkan penyakitmu. Wanita itu berkata: Baiklah aku akan bersabar.
Wanita itu berkata lagi: Sesungguhnya auratku selalu terbuka, maka mohonkanlah
kepada Allah agar aku tidak terbuka aurat. Lalu Rasulullah berdoa untuknya.
(Shahih Muslim No.4673)
15. kabar Nabi Shalallahu
'Alaihi Wassalam kepada tsabit bin qois masuk sorga
“Sungguh Nabi Shalallahu
'Alaihi Wassalam kehilangan Tsabit bin Qeis, maka dikatakan : Wahai Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wassalam, aku akan mencari tahu dimana ia, maka ditemui
Tsabit bin Qeis ra duduk dirumahnya menunduk, ketika ditanya kenapa dg mu?, ia
menjawab : aku dalam keburukan, karena mengangkat/mengeraskan suara dihadapan
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam, maka terhapuslah seluruh pahalanya dan
ia pasti di neraka. Maka dikabarkan pd Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam,
dan Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam memerintahkan agar Tsabit bin Qeis diberitahu, dg kabar gembira yg agung, beliau
saw bersabda : “Pergilah padanya, katakan Sungguh kau bukan dari penduduk
neraka, tapi dari penduduk sorga” (Shahih Bukhari).
16. kabar Nabi Shalallahu
'Alaihi Wassalam kepada Bilal bin abi robah masuk sorga
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu,
Bahwasanya Nabi shollallaahu alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Bilal
selepas sholat subuh : “Ceritakan kepada saya satu amalan yang paling engkau
andalkan dalam Islam, karena sesungguhnya pada suatu malam saya
mendengar suara sendal kamu berada di pintu surga”, Bilal berkata : “Saya
tidak melakukan sesuatu apapun yang lebih baik melainkan saya tidak pernah
bersuci dengan sempurna pada setiap saat, baik malam maupun siang hari kecuali
saya selalu melakukan sholat sebanyak yang mampu saya kerjakan”. (HR.
Al-Bukhari)
Waullahu A’lam………………………………….
andaikan saya bisa bertanya....
BalasHapusadakah hadist tentang orang yang kita syang tak ada kabarnya....??????