Kesurupan
Kesurupan
adalah sesuatu yang nyata yang di sebabkan masuknya jin pada tubuh manusia
perhatikan ucapan-ucapan para ulama dalam hal ini:
Berkata
Al-Imam Al Asy’ari di dalam Maqalatu Ahlis Sunnah Wal Jama’ah menyebutkan bahwa
mereka berpendapat, jin bisa masuk ke dalam jasad orang yang kesurupan,
sebagaimana firman Allah:
“
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri kecuali seperti beririnya
orang yang kemasukan syetan lantaran ( tekanan ) penyakit gila ”. ( Al Baqarah
: 275 )
Berkata
juga Abdullah bin Ahmad bin Hambal: “ Aku berkata kepada bapakku: “
Sesungguhnya orang-orang berpendapat bahwa jin tidak dapat masuk ke dalam jasad
manusia, lalu beliau menjawab: “ Wahai anakku, mereka berdusta. Dia itu
berbicara melalui lidahnya ”.( Risalatul Jinni, hal. 8 )
Ibnul
Qayyim berkata: Kesurupan ada dua: kesurupan karena ruh-ruh jahat dan rendah
dan kesurupan karena tabiat-tabiat yang jelek ( Ath Thibbun Nabawi, hal. 51 )
Sebelum kita menjelaskan panjang lebar
tentang kerusupan ini ada baiknya kita jelaskan, tentang makhluk yang
menyebabkab kesurupan tersebut yaitu jin.
Perbedaan
antara malaikat yang mulia dengan jin dan syaitan
Diantara kaum muslimin ada yang tidak
mengetahui tentang perbedaan antara malaikat yang mulia dengan jin dan syaitan.
Bahkan penyimpangan sebagian umat sampai kepada taraf menyamakan antara
malaikat dengan jin.
Penyebutan perbedaan keduanya bisa membantu kita untuk mengenal malaikat dengan
pengenalan yang benar. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Malaikat diciptakan dari cahaya
sedangkan jin diciptakan dari api. Hal ini ditunjukkan dalam hadits Aisyah
Radhiallahu ‘anha dalam Shahih Muslim (2996) dia berkata, “bersabda Rasulullah Shallallohu
‘alaihi wasallam :“Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api
yang bercampur dengan hitamnya api.”
2. Nama-nama malaikat berbeda dengan
nama-nama jin baik secara global maupun terperinci. Adapun nama-nama malaikat
mengandung makna utusan. Sedangkan Al Iblis berasal dari kata Al Iblas, artinya yang berputus asa dari
rahmat Allah Subhaanahu wata’aala.
3. Para malaikat diciptakan oleh Allah Subhaanahu
wata’aala dengan
tabiat selalu taat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dan tidak ada pilihan bagi malaikat
apakah dia mau taat atau tidak. Berbeda dengan jin, dimana Allah Subhaanahu
wata’aala, menjadikan mereka mempunyai pilihan dan kehendak
sebagaimana manusia. Siapa yang ingin beriman, maka dia memilihnya dan siapa
yang ingin kekufuran, maka dia memilihnya. Tatkala jin diberi pilihan tersebut,
banyak dari kalangan mereka yang memilih kekufuran daripada keimanan.
4. Para malaikat tidak memiliki
syahwat. Oleh karena itu, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak menikah.
Adapun para jin, mereka makan, minum, menikah dan yang lainnya.
5. Para malaikat tidak pernah
bermaksiat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, sedikit pun walaupun hanya sekejap
mata. Adapun mayoritas jin adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih
banyak jika dibandingkan dengan kekufuran pada manusia. Apa yang tersebar bahwa
Harut dan Marut adalah nama 2 malaikat, tidaklah benar bahkan keduanya adalah
jin. Barangsiapa yang berpendapat bahwa keduanya adalah malaikat, mereka
bersandar pada kisah-kisah Israiliyyat yang tidak bisa dijadikan sebagai
sandaran dan tidak bisa ditegakkan sebagai hujjah serta tidak ada satu pun
hadits shahih tentang hal ini.
6. Malaikat jauh lebih kuat daripada
jin.
Bahkan sebagian malaikat, ada yang
tidak bisa dibandingkan kekuatannya dengan seluruh jin seperti Malakul Maut.
Malakul Maut hanya seorang diri, namun dia mampu mencabut ruh-ruh dari penduduk
barat dan timur dalam waktu sekejap. Sungguh Rasulullah Shallallohu
‘alaihi wasallam, telah
melihat Jibril dan dia memiliki 600 sayap. Hadits ini terdapat dalam Shahih
Bukhari (4856) dari hadits Ibnu Mas’ud radiallohu ‘anhu.
Ada juga 8 malaikat yang memikul
‘Arsy. Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala, telah menjadikan para malaikat sebagai
bala tentaranya yang paling kuat dan Allah Subhaanahu wata’aala, memperlihatkan seluruh jagat raya
kepada mereka dan kekuatan mereka pun berbeda-beda.
Allah Subhaanahu
wata’aala, berfirman:“Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap, masing-masing dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir
: 1)
7. Para malaikat lebih utama dari para
jin baik dalam hal penciptaan, bentuk, perbuatan maupun keadaan.
8. Malaikat memiliki jumlah yang
sangat banyak dan jumlahnya melebihi jumlah jin, manusia dan hewan karena
mereka senantiasa mengurusi para makhluk tersebut dan mengurusi yang lainnya.
Diantara mereka ada yang ruku’, ada yang sujud, adapula yang bertasbih dan
beristighfar serta yang lainnya.
9. Allah Subhaanahu
wata’aala, menciptakan
malaikat untuk melayani bani Adam dan merekapun (para malaikat) senantiasa
melakukan tugas tersebut. Adapun mayoritas jin berusaha menyesatkan manusia dan
menyimpangkan mereka dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala,.
Yang berada di baris terdepannya adalah nenek moyang mereka yaitu Iblis
sebagaimana yang telah diketahui secara pasti dalam agama ini.
10. Para malikat bertugas mengurusi
jin dan membantu mereka sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu
wata’aala.
11. Malaikat mampu melihat jin di
setiap waktu. Adapun jin tidak bisa melihat malaikat kecuali jika malaikat itu
berubah bentuk dengan bentuk yang mampu dilihat oleh jin. Karena jika jin
melihat malaikat, maka tidak tersisa sedikitpun dari ilmu ghaib yang wajib
diimani oleh mereka.
12. Allah Subhaanahu
wata’aala menciptakan malaikat sebelum
menciptakan jin. Dalil yang menunjukkan tentang hal ini adalah bahwa diantara
para malaikat ada yang bertugas memikul ‘Arsy sedangkan kita sudah mengetahui
bahwa Arsy itu diciptakan sebelum AllahSubhaanahu
wata’aala menciptakan
langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya.
13. Malaikat merupakan alam ghaib bagi
jin. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wata’aala,mewajibkan kepada jin untuk beriman
kepada para malaikat.
14. Malaikat mampu menguasai jin
dengan izin Allah Subhaanahu wata’aala. Oleh
karena itu, malaikat mampu melihat jin dan mencabut ruh-ruh mereka serta mampu
menghalangi kaum jin ketika hendak menyakiti manusia sesuai dengan kehendak
Allah Subhaanahu wata’aala. Adapun jin tidak mampu
menguasai para malaikat dan hal ini sudah diketahui secara pasti.
15. Para malaikat secara umum disifati
dengan sifat-sifat yang terpuji.
Allah Subhaanahu
wata’aala berfirman
tentang mereka:“Mereka takut
kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang
diperintahkan.”(QS. An Nahl : 50)
Adapun mayoritas jin memiliki
sifat-sifat yang jelek, seperti memberikan waswas, menghiasi perbuatan jelek
sebagai satu kebaikan, memalingkan, membuat makar dan tipu daya, melampaui
batas serta berbuat zhalim dan sebagainya.
16. Malaikat tidak berjenis kelamin
laki-laki ataupun perempuan. Kaum jahiliyah telah terjatuh ke dalam kesalahan
yang besar ketika mereka mengatakan : “Para malaikat adalah anak-anak perempuan
Allah.”
Allah Subhaanahu
wata’aala berfirman : “Dan mereka menjadikan
malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah
sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan
malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan
dimintai pertanggung-jawaban.“ ( QS. Az Zukhruf :19)
Mereka (para malaikat) tidak disifati
laki-laki dan perempuan, Adapun jin ada yang laki-laki dan ada juga yang
perempuan. Hal ini sudah diketahui secara pasti dalam agama.
17. Para malaikat senantiasa menolong
di atas kebaikan kepada para nabi dan rasul serta para pengikutnya. Oleh karena
itu, malaikat merupakan sumber kebaikan terhadap manusia dengan cara memberikan
ilham kepada manusia. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah
sebagaimana yang disebutkan di dalam “Majmu Fatawa” 4/34 ) : “Maka sumber ilmu
yang benar dan kehendak yang baik itu berasal dari ilham para malaikat dan
sumber keyakinan yang batil serta kehendak yang buruk dari bisikan syaitan.”
Malaikat tidak pernah menolong para
tukang sihir dan ahli nujum dan tidak pula membantu orang-orang yang sesat,
rusak dan menentang syari’at. Berbeda dengan syaitan dari kalangan jin. Mereka
memberi kekuatan dan pertolongan pada setiap kejelekan, kerusakan dan
kejahatan. Bahkan mereka adalah sumber segala kefasikan, kekufuran dan
kefajiran.
18. Para malaikat tinggal di langit
Adapun para syaitan dimana iblis berada di baris terdepan, mereka tinggal di
bumi. Mayoritas mereka tinggal di tempat-tempat yang kotor seperti
tempat-tempat najis, tempat sampah, tempat buang air kecil dan besar serta
tempat-tempat lainnya yang kotor. Maka demikian jauh perbedaan antara yang
tinggal dilangit dan yang tinggal di bumi. Bagaimana mungkin dibandingkan
dengan yang biasa tinggal di tempat-tempat yang kotor.
19. Para malaikat bisa terbang ke
langit yang tinggi karena asal penciptaan malaikat mampu terbang ke atas langit
yang tinggi dan kemana saja sesuai dengan kehendak AllahSubhaanahu wata’aala .Berbeda
dengan jin dimana asal penciptaan mereka tidak mampu terbang namun hanya
berjalan melata di permukaan bumi dan bisa terbang jika mereka berubah bentuk.
Adapun kemampuan terbang jin itu sangat lemah jika dibandingkan dengan
kemampuan terbang para malaikat.
20. Para malaikat mampu menembus
penghalang-penghalang bahkan bisa sampai menembus ke bumi yang ketujuh,
sebagaimana yang telah diketahui bahwa para malaikat senantiasa mengurusi dunia
dan segala isinya. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman menyebutkan tentang sifat
malaikat:
” Dan yang mengatur urusan.” (QS. An Naziat : 5)
Permusuhan antara jin dan para
malaikat itu akan senantiasa ada. Para malaikat memusuhi iblis dan siapa saja
yang bersamanya bahkan mereka melaknat iblis dan para pengikutnya. Allah Subhaanahu
wata’aala, befirman :
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka
mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la’nat Allah, para Malaikat dan
manusia seluruhnya.“
(QS. Al Baqarah :161 )
Dari perbedaan-perbedaan tersebut
diatas jelaslah bahwa malaikat tidak bisa disamakan dengan jin dan syaitan baik
dalam hal penciptaan, bentuk, nama, sifat, dan perbuatan dari awal sampai
akhirnya. Barangsiapa yang menyamakan antara keduanya, sungguh dia telah sesat
dari jalan yang lurus.
Persamaan
jin dan malaikat
1. Malaikat dan jin memiliki jasad.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan dalam “Majmu Fatawa” (10/399), “Para
malaikat dan syaitan itu berakal sebagaimana ditunjukkan dalam banyak dalil
yang datang dari para nabi.”
2.Malaikat dan jin tidak bisa kita lihat kecuali jika mereka berubah
bentuk dengan bentuk yang bisa kita lihat sebagaimana yang disebutkan dalam
kisah tamunya Nabi Ibrahim dan hadirnya para malaikat di sisi
nabi Luth serta datangnya Jibril dalam bentuk seorang laki-laki yang sangat
putih pakaiannya dan sangat hitam rambutnya. Malaikat Jibril juga pernah datang
dalam bentuk seseorang yang wajahnya mirip dengan Dihyah Al Kalby dan yang lainnya.
3. Malaikat dan jin itu mati kecuali yang dikecualikan oleh
Allah Subhaanahu wata’aala, dari kalangan malaikat seperti
Malaikat penjaga surga dan neraka, malaikat pembawa ‘Arsy serta yang lainnya.
4. Malaikat dan jin berakal.
5. Malaikat dan jin mampu untuk terbang namun perbedaannya sangat jauh .
6. Malaikat dan jin memiliki ilmu dan amalan-amalan dengan tingkat ilmu
dan amalan yang berbeda.
7. Tidak ada seorang manusia pun kecuali ada seorang
pendamping dari kalangan malaikat dan pendamping dari kalangan jin.
Perbedaan
jin dan manusia
1.semua para nabi dan rasul dari jenis
manusia dan bukan dari bangsa jin
2. jin di ciptakan sebelum penciptaan
manusia
3. asal ciptaan manusia dari tanah dan
asal ciptaan jin dari api
4. jin bisa melihat manusia, dan
manusia tidak dapat melihat jin kecuali apabila berubah wujud.
5.jin bisa merubah wujudnya seperi
wujud manusia kecuali bentuk Rasulullah dan tidak sebaliknya bagi manusia
(yakni manusia tidak bisa merubah bentuk seperti jin).
6. asal bentuk jin sangat jelek dan
menakutkan adapun bentuk manusia adalah sebaik-baik bentuk.
7. orang-orang yang taat dan baik dari
kalangan manusia lebih banyak jumlahnya dari pada bangsa jin di karenakan beberapa
sebab:
- karena asal kerusakan bersumber dari
nenek moyang mereka para iblis dan tentaranya, berbeda dengan nenek moyang
manusia adam alahi salam.
- tidak ada nabi maupun rasul yang
berasal dari kalangan jin dan ulama dari manusia lebih banyak dari pada ulama
kalangan jin itu semua menunjukan bahwa hidayah yang di terima oleh manusia
lebih banyak jumlahnya dari pada jin
- janji iblis dan tentaranya adalah
menyesatkan anak keturunan mereka sendiri dan juga anak keturunan adam, berbeda
dengan manusia.
- iblis memiliki kekuatan dan
kecepatan yang tidak di miliki manusia yang lemah dan tentunya lebih memudahkan
mereka untuk menyesatkan manusia
Persamaan jin dan manusia
2.Mereka semua diciptakan untuk
beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’aala, saja. Allah Subhaanahu wata’aala,
berfirman :
"Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Adz Dzariyat
: 56).
Maka tidak ada perbedaan
secara umum antara beban yang diberikan pada jin dan manusia dalam hal
beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’aala.
3.Mereka setara dalam hal apa yang
telah menjadi ketetapan takdir dari telah memberikan tempo sampai pada batas waktu yang
ditentukan. Allah Subhaanahu wata’aala kepada mereka. Dalam masalah
kematian dan sebab-sebabnya. Mereka juga sama dalam hal tidak mengetahui kapan
ajalnya dan tidak mengecualikan seorang pun dalam hal kematian kecuali Iblis.
Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala,
4.Masing-masing
dari kalangan jin dan manusia juga akan dibangkitkan untuk dihisab. Jin juga
akan dikumpulkan pada hari kiamat di padang mahsyar.
5.Setiap jin dan manusia yang mukmin
akan masuk surga dan yang kafir masuk neraka sebagaimana yang telah dijelaskan
dari banyak dalil yang shahih.
6.Jin dan manusia tidak mengetahui perkara ghaib. Allah Subhaanahu wata’aala,
berfirman :"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak
ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau
sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam
siksa yang menghinakan." (QS. Saba : 14).
7.Asal penciptaan keduanya adalah
dari air.
Allah Subhaanahu wata’aala,
berfirman:"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (QS. An Nur : 45).
8.Jin memiliki yang berbeda-beda seperti halnya manusia. Di
antara mereka ada yang menjadi raja; ada yang kaya dan adapula yang miskin; ada
yang kuat dan adapula yang lemah; ada yang pintar dan adapula yang bodoh;
ada yang mulia dan ada pula yang hina; ada yang shaleh dan adapula yang buruk;
ada yang menjadi penguasa dan adapula yang menjadi rakyat; ada yang menjadi
ulama adapula yang bodoh; ada yang menjadi sastrawan atau ahli syair, da'i dan
penuntut ilmu. Mereka juga berkelompok-kelompok, ada yang menjadi ahli bid'ah
dan adapula yang sunni; ada yang yahudi dan adapula yang nasharaatau majusi;
ada yang Arab dan adapula yang bukan Arab.
"Dan sesungguhnya di antara
kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian
halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (QS. Al Jin : 11).
Yang dimaksud dengan "Ath
Tharaa'iq" adalah berkelompok. Yang dimaksud dengan"Qidadaa" yaitu
berbeda-beda.
9.Jin mampu untuk mengganggu manusia
dengan berbagai macam gangguan dimulai dengan memberikan waswas, menjauhkan
dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala, menganggap baik perbuatan jelek dan bisa
menguasai badan manusia.
10.Bahkan sebagian mereka mampu
menguasai manusia dengan memukul, membunuh, menahan, menculik dan merasuki
serta yang lainnya. Manusia juga mampu menyakiti jin baik secara umum maupun
khusus. Adapun menyakiti mereka secara umum dengan cara berlindung diri kepada
Allah Subhaanahu wata’aala, dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan
serta istiqamah di atas manhaj Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun
menyakiti mereka secara khusus seperti apa yang dialami oleh sebagian mereka
berupa pemukulan atau membunuh sebagian jin baik dengan cara yang hak maupun batil.
11.kehendak untuk memilih, kekuatan
dan kemampuan untuk menerima Jin dan manusia diberikan oleh Al
oleh Allah Subhaanahu wata’aala, kebenaran dan ketetapan-Nya dan setiap gerakan-gerakan mereka
itu terjadi dengan izin-Nya. atau menolaknya. Itu semua berada di
bawah kehendak Allah Subhaanahu wata’aala,
12.Jin dan manusia yang shaleh di
antara mereka ada yang terjatuh dalam perbuatan maksiat dan yang kafir di
antara mereka tetap diharapkan untuk bertaubat kepada Allah Subhaanahu
wata’aala,.
13.Kaum mukminin dari kalangan jin
dan manusia mendapatkan karamah[1] dari
Allah Subhaanahu wata’aala. Allah Subhaanahu wata’aala, memuliakan di antara
mereka bagi siapa yang dikehendaki-Nya baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan.
Tempat-tempat yang di sukai setan
1. Tempat peristirahatan unta.
Hadits Abdullah bin Mughaffal radilallahu‘anhu
berkata, bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:
“Shalatlah kalian di tempat peristirahatan
(kandang) kambing & janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan
(kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syetan." (HR.
Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) & selainnya).
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yg disebutkan di dlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika menjelaskan tentang penyebab dilarangnya shalat di tempat peristirahatan Unta. Yang benar bahwa penyebab (dilarangnya shalat) di kamar mandi, tempat peristirahatan unta dan yang semisalnya adalah krna itu adalah tempat-tempat para setan.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yg disebutkan di dlm "Majmu Fatawa" (19/41) ketika menjelaskan tentang penyebab dilarangnya shalat di tempat peristirahatan Unta. Yang benar bahwa penyebab (dilarangnya shalat) di kamar mandi, tempat peristirahatan unta dan yang semisalnya adalah krna itu adalah tempat-tempat para setan.
2. Tempat buang air besar & kecil
Dalam hadits Zaid bin Arqam radiyallohu ‘anhu,
dan selainnya yang diriwayatkan oleh Ahmad (4/373), Ibnu Majah (296), Ibnu
Hibban ( 1406), Al Hakim (1/187) dan selainnya bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam, bersabda: “Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini
dihadiri (oleh para setan, pen), maka jika salah seorang dari kalian hendak
masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan."
Demikian banyak orang yg terkena gangguan jin
adalah di tempat-tempat buang hajat.
3. Lembah-lembah.
3. Lembah-lembah.
Sesungguhnya jin & setan ditemukan di
lembah-lembah & tidak ditemukan di pegunungan. Berkata Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa" (19/33) :
"Lembah-lembah adalah tempatnya kaum jin karena sesungguhnya mereka lebih
banyak ditemukan di lembah-lembah daripada di dataran tinggi."
4. Tempat sampah & kotoran.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Rahimahullah dlm "Majmu Fatawa"(19/41) :
"(Setan) ditemukan di tempat-tempat bernajis
seperti kamar mandi dan WC, tempat sampah, kotoran serta pekuburan."
5. Pekuburan.
Telah datang dari hadits Abu Said Al Khudri
radiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Permukaan bumi itu semuanya masjid (bisa dijadikan
tempat untuk shalat, pen) kecuali pekuburan & kamar mandi." (HR. Ahmad
(3/83), Abu Daud (492),Tirmidzi (317), Ibnu Hibban (1699), Al Hakim (1/251)
serta yang lainnya).
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dlm "Majmu Fatawa"
(19/41) ketika berbicara tentang tempat-tempat jin: "Pada pekuburan itu
terdapat sarana menuju kesyirikan sebagaimana pekuburan juga menjadi tempat
mangkalnya para syaitan Lihat ucapan beliau sebelumnya.
Para syaitan menuntut orang yang hendak menjadi tukang sihir untuk selalu tinggal di pekuburan. Dan disanalah syaitan turun mendatanginya dan tukang sihir itu bolak balik ke tempat ini. Para syaitan menuntutnya untuk memakan sebagian orang-orang mati.
6. Tempat yang telah rusak & kosong.
Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam "Al Adab
Al Mufrad" (579) dari Tsauban radiyallohu ‘anhu berkata : Rasulullah
Shallallohu ‘alaihi wasallam, berkata kepadaku : "Janganlah kamu tinggal
di tempat yg jauh dari pemukiman karena tinggal di tempat yg jauh dari
pemukiman itu seperti tinggal di kuburan."
Hadits ini hasan. Berkata lebih dari satu ulama
bahwa Al Kufuur adalah tempat yg jauh dari pemukiman manusia & hampir tidak
ada seorang pun yg lewat di situ. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (19/40-41) ketika
berbicara tentang jin: "Oleh karena itu, (syaitan) banyak ditemukan di
tempat yg telah rusak & kosong."
7. Lautan
Dalam hadits Jabir radiyallohu ‘anhu berkata:
Bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam: "Sesungguhnya Iblis
meletakkan singgasananya di atas lautan dalam riwayat lain di atar airdan
kemudian dia pun mengutus pasukannya. (HR. Muslim: 2813).
Dan juga datang dari hadits Abu Musa radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang lainnya dan hadits ini shahih. Sebagian ulama menyebutkan bahwa lautan yg dimaksud adalah samudera "Al Haadi" karena di sanalah tempat berkumpulnya semua benua.
8. Celah-celah di bukit.
Hadits Ibnu Sarjis radiyallohu‘anhu dia berkata:
bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam: "Janganlah salah seorang
diantara kalian kencing di lubang…" Mereka berkata kepada Qatadah:
"Apa yg menyebabkan dibencinya kencing di lubang?", dia berkata :
"Disebutkan bahwa itu adalah tempat tinggalnya jin". Hadits ini
dikeluarkan oleh Ahmad (5/82), Abu Daud (29), An Nasaai (34), Al Hakim (1/186)
dan Al Baihaqi (1/99). Lebih dari satu ulama yang membenarkan bahwa Qatadah
mendengar dari Abdullah bin Sarjis radiyallohu ‘anhu. Lihat kitab "Jami'
At Tahshiil."
Hadits ini dishahihkan Al Walid Al Allamah Al
Wadi'i dalam "Ash Shahih Al Musnad Mimma Laisa fii Ash Shahihain"
(579).
9. Tempat-tempat kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan
Syetan ditemukan di tempat yg di dalamnya manusia
melakukan kesyirikan, bid'ah & kemaksiatan. Tidaklah dilakukan kebid'ahan
dan penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu wat’ala, kecuali syaitan
memiliki andil yang cukup besar di dalamnya & terhadap para pelakunya.
10. Rumah-rumah yg di dalamnya dilakukan kemaksiatan
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasalla bersabda:
"Sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yg di dalamnya terdapat
anjing & gambar." (HR. Al Bukhari: 3226 dan Muslim : 2106 dari hadits
Abu Thalhah dan Aisyah Radhiyallahu 'anhuma dan datang pula dari para sahabat
yang lain).
Jika malaikat tidak masuk ke dalam rumah, maka
syaitanlah yang masuk adalah syaitan karena malaikat adalah tentara-tentara
Allah Subhanahu wa ta’ala yang diutus untuk menjaga kaum mukminin dan menolak
kemudharatan dari mereka. Termasuk kebodohan adalah jika seorang muslim
mengusir malaikat dari rumahnya yang menyebabkan masuknya jin dan setan ke
dalamnya. Maka makmurkanlah rumah itu dengan dzikir kepada Allah Subhanahu
wata’ala, ibadah & membaca Al Qur'an.
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan karena sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah." (HR. Muslim (780), Ahmad (2/337), Tirmidzi (2877) dan selainnya).
11. Pasar-pasar
Dari Salman radiyallohu ‘anhu, yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim (2451) dan selainnya berkata: “Janganlah engkau menjadi orang
pertama yg masuk pasar jika engkau mampu & jangan pula menjadi orang paling
terakhir yg keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para
syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya."
Oleh karena itu, pasar merupakan tempat yg dibenci oleh Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar."
Oleh karena itu, pasar merupakan tempat yg dibenci oleh Allah Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar."
Hadits ini diriwayatkan Imam Muslim (671) &
selainnya dari hadits Abu Hurairah radiyallohu ‘anhu. Demikianlah setan
berkumpul di tempat-tempat yang di dalamnya gemar dilakukan perbuatan maksiat
& kemungkaran.
12.Jin dan setan berkeliaran di jalan-jalan & lorong-lorong.
Dalam
hadits Riwayat Bukhari (3303) & Muslim (2012) dari Jabir radiyallohu ‘anhu,
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika telah datang
malam, maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu
berkeliaran & melakukan penculikan. Matikan lentera di saat tidur karena
sesungguhnya binatang fasik (tikus) itu kadang menarik sumbu lampu sehingga
membakar penghuni rumah tersebut".
Jin Setan dan Iblis
Kalimat jin setan ataupun juga
Iblis seringkali disebutkan dlm Al-Qur`an bahkan mayoritas kita pun sudah tdk
asing lagi mendengarnya. Sehingga eksistensi sebagai makhluk Allah Subhanahu wa
Ta’ala tdk lagi diragukan berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah serta ijma’ ulama
Ahlus Sunnah wal Jamaah. Tinggal persoalan apakah jin setan dan Iblis itu tiga
makhluk yg berbeda dgn penciptaan yg berbeda ataukah mereka itu bermula dari
satu asal atau termasuk golongan para malaikat?
yang pertama jin, tentang
jin allah telah berfirman: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya dari api
yg sangat panas.” dari sini kita sudah bisa menyimpulkan bahwa jin adalah
makhluk lain selain manusia dan malaikat karena manusia asal penciptaanya dari
tanah dan malaikat tercipta dari cahaya.
Adapun Iblis maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentangnya: “Dan ketika Kami berfirman kepada
para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis.
Dia adalah dari golongan jin…”
Ibnu Katsir rahimahullahu
berkata: “Allah telah mengingatkan di sini bahwa Iblis berasal dari kalangan
jin dalam arti dia diciptakan dari api. Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Iblis tdk
termasuk malaikat sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin sebagaimana Adam
sebagai asal mula manusia’.”
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir
As-Sa’di rahimahullahu mengatakan: “Iblis adalah abul jin .”
Sedangkan setan mereka
adalah kalangan jin yg durhaka. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu pernah
ditanya tentang perbedaan jin dan setan beliau menjawab: “Jin itu meliputi
setan namun ada juga yg shalih. Setan diciptakan untuk memalingkan manusia dan
menyesatkannya. Adapun yg shalih mereka berpegang teguh dgn agama memiliki
masjid-masjid dan melakukan shalat sebatas yg mereka ketahui ilmunya. Hanya
saja mayoritas mereka itu bodoh.”
kesimpulannya jin dan iblis
adalah satu jenis (menurut pendapat yang paling kuat) akan tetapi setan lebih
umum dari keduanya karena setan bisa dari kalangan jin, manusia, ataupun
binatang (anjing hitam, unta, dan kucing hitam).
Ibnu Jarir menyatakan syaithan
dalam bahasa Arab adalah tiap yg durhaka dari jin manusia atau hewan atau dari
segala sesuatu.
Demikianlah Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
“Dan demikianlah Kami jadikan
bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu setan-setan manusia dan jin sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yg lain perkataan-perkataan yg indah-indah
utk menipu .”
Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari
Abu Dzar radhiallahu ‘anhu ia berkata: Aku datang kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau
menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.”
Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun bangkit dan shalat lalu aku
duduk. Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar berlindunglah kepada Allah dari kejahatan
setan manusia dan jin.” Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah apakah di kalangan
manusia ada setan?” Beliau menjawab: “Ya.”
Ibnu Katsir menyatakan setelah
menyebutkan beberapa sanad hadits ini: “Dan banyaknya jalan-jalan hadits
tersebut menunjukkan kuatnya hadits itu dan keshahihannya.”
dan yang menunjukan setan bisa dari kalangan binatang
hadist Abu Dzar yang di keluarkan oleh Imam Muslim “Anjing hitam
adalah setan.”
Ibnu Katsir menyatakan: “Makna –wallahu a’lam– yaitu setan dari jenis anjing.”
Ini adalah pendapat Qatadah Mujahid dan yg dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ibnu Katsir Asy-Syaukani dan Asy-Syinqithi.
Ibnu Katsir menyatakan: “Makna –wallahu a’lam– yaitu setan dari jenis anjing.”
Ini adalah pendapat Qatadah Mujahid dan yg dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ibnu Katsir Asy-Syaukani dan Asy-Syinqithi.
dan juga hadits yang menyatakan tentang unta "sesungguhnya
untu itu tercipta dari setan".
dan syaikhul islam ibnu taimiyyah
berkata tentang kucing hitam: "jin bisa berubah bentuk kepada apapun yang
dia sukai, seperti kucing hitam dikarenakan warna hitam adalah warna terkuat
bagi kekuatan setan dari pada warna yang lainnya (maj'mu fatawa 19/52)
Setelah kita banyak membahas
tentang siapa setan, jin, iblis, dan malaikat serta beberapa perbedaan antara
mereka, maka kita akan membahas lebih dalam lagi tentang sepak terjang jin
ataupun iblis terhadap manusia di dalam menyesatkan akidah anak cucu adam yang
merupakan musuh bebuyutan mereka sampai hari kiamat dimana salah satu dari cara
mereka adalah dengan cara masuk ketubuh manusia sehingga terjadi kesurupan.
Penomena
kesurupan (kesambet jin)
Sebab-sebab
kesurupan
Di antara sebab yang mendorong
masuknya setan ketubuh manusia sehingga manusia bisa menjadi kesurupan adalah:
1.Dendam kesumat nenek moyang mereka
terhadap nenek moyang manusia sehingga
terus tertanam pada dada cucu cicitnya.
2.Dendam sebagian mereka karena di
sakiti atau di ganggu manusia, seperti kencing di sembarang tempat dll.
3.Kecintaan mereka terhadap sebagian
manusia di sebabkan sebagian mereka membuka aurot yang di pertontonkan kepada
para jin karena tidak pernah membaca do'a, seperti ketika hendak masuk kamar
mandi atau ketika hendak tidur dll.
4.Kecintaan jin kepada kebaikan
kemudian meliahat sebagian manusia yang melakukan maksiat, mereka merasa
prihatin tetapi karena kejahilan mereka mereka masuk ketubuh manusia untuk
mengajak bertaubat kemudian menyakiti manusia ketika manusia berbuat maksiat.
5.Sebagian jin ada yang melakukan
kemaksiatan yang sama di lakukan manusia seperti syirik, bid'ah dan maksiat
maka jin masuk ketubuh manusia yang bermaksiat tersebut untuk melanggengkan
kemaksiatan yang di lakukannya.
6.Sebagain jin ada yang masuk ketubuh
manusia di kerenakan seseorang membaca kitab-kitab sihir, bukan karena ingin
mempelajarinya tapi karena kejahilannya atau keingin tahuan tentang masalah
sihir dll.
7. Atau sbagian jin mengajak manusia
agar menyembahnya dengan cara masuk ketubuh manusia agar menjadi dukun,
paranormal,orang penter dan lainnya, atau memang sudah ada kesepakatan antara
jin dan mereka para dukun.
8.Sebagi jin ada yang masuk ketubuh
manusia di kerenakan main-main, atau ingin menghinakan manusia.
Perbedaan
kesurupan dan sihir
- Kesurupan adalah penguasaan jin terhadap manusia, berbeda dengan sihir kerena sihir adalah kesepakatan antar jin dan dukun untuk mengganggu manusia.
- Kebanyakan sihir terjadi kerana permusuhan di antara manusia yang kemudian sebagian yang lainnya meminta pertolongan kepada dukun yang sudah melakukan kesepakatan dengan jin jahat, sementara kesurupan di karenakan karena jin memiliki perasan suka terhadap manusia, atau karena main-main, atau balas dendam sebagai mana telah di jelaskan di atas.
- Kebanyakan yang terkena sihir adalah orang-orang shaleh dan kebayakan orang yang kesurupan adalah orang-orang yang lalai dan ahli maksiat.
- Jin yang di utus oleh tukang sihir tidak senantiasa kekal dalam tubuh manusia, lama dan tidaknya tergantung kepada tukang sihir itu sendiri terkadang jin sudah merasa bosan di dalam tubuh seseorang tetapi di larang dan di cegah oleh tukang sihir untuk keluar, berbeda dengan kesurupan maka kekal dan tidaknya dalam tubuh manusia tergantung kepada jinnya itu sendiri.
5.
Jin yang di utus oleh tukang sihir
ketika menyakiti korbannya di gantungkan kepada permintaan tukang sihir,
berbeda dengan kesurupan maka di kembalikan kepada keinginan jin itu sendiri.
Wanita dan kesurupan
Senganja disini saya mencantumkan
bab wanita dan kesurupan dikarena penomena di lapangan yang paling banyak
terkena sambet, kesurupan , ataupun sihir adalah kaum wanita. Adapun sebabnya
adalah Karena wanita adalah makhluk yang kurang akalnya dan kurang agamanya
berdasarkan hadits abu sa’id al khudry yang di keluarkan oleh imam Bukhori.
Kurangnya akal dan agama seorang
wanita di karenakan beberapa perkara:
1.
Berkurangnya
keta’atan terhadap Allah dan Rasulnya terkhusus ketika masa haid dan nifas,
dimana seorang wanita terhalang untyk melaksanakan shalat ataupun puasa.
2.
Malas-malasannya
seorang wanita dari dzikir kepada Allah terkhusus ketika masa haid dan nifas.
3.
Seringnya
para wanita di sebagain tempat mengumpat atau melaknat anak-anak mereka dengan
menyebut jin atau setan.
4.
Senangnya
para wanita dengan nyanyian dan alat music.
5.
Ketergantungan
para wanita kepada dukun, paranormal, lebih besar dari pada laki-laki.
6.
Sedih
yang bersangatan
7.
Bahagia
yang bersangatan
8.
Takut
yang bersangatan
9.
Kecemburun
sebagian anak muda sehingga menggunakan jasa paranormal untuk melakukan pelet
Cara salah dalam mengusir jin atau setan
1.
Di
sebagian tempat dalam rangka mengusir gangguan ruh jahat (jin atau setan)
melakukan penyembelihan ketika sebelum melakukan walimahtul arusy
2.
Atau
menyembelih kambing ataupun sapi kemudian kepalanya di tanam di bawah jembatan
yang akan di bangun
3.
Atau
menggantungkan buah-buahan di atap rumah dan bendera warna kuning di atap
ruamah yang sedang di bangun
4.
Atau
membuat selamatan kenduri saat pindahan rumah
5.
Atau
memanggil pawang dari kalangan dukun yang sengaja di datangkan untuk mengusir
jin
6.
Atau
menaruh sesajen di pesawahan, di tempat-tempat khusus dll.
7.
Atau
menggantungkan rajah-rajah di pintu-pintu rumah bahkan sebagian mereka meyakini
dengan menggantungkan bawang putih dan menabur garam jin tidak akan masuk
rumah.
Dan banyak lagi cara cara bid’ah bahkan samapi tarap syirik .
Cara syar’i mencegah dari kesurupan
jin.
1. Membiasakan untuk berdzikir kepada Allah Ta'ala secara
terus-menerus dan
mendekatkan diri kepadaNya dengan menjalankan ketaatan-ketaatan, karena
sesungguhnya ketika manusia semakin dekat dengan Allah Ta'ala, setan pun
akan semakin jauh dari manusia.
mendekatkan diri kepadaNya dengan menjalankan ketaatan-ketaatan, karena
sesungguhnya ketika manusia semakin dekat dengan Allah Ta'ala, setan pun
akan semakin jauh dari manusia.
2. Membaca bismillah ketika mengerjakan sesuatu, khususnya pada kondisi
berikut:
- Ketika meloncat dari tempat yang tinggi.
- Ketika melempar sesuatu ke tanah/ bumi seperti menyiramkan
air
panas atau melempar sesuatu yang berat.
panas atau melempar sesuatu yang berat.
- Ketika melewati tempat-tempat yang dilalui oleh binatang
liar
atau tempat-tempat yang gelap atau tempat-tempat sepi.
atau tempat-tempat yang gelap atau tempat-tempat sepi.
3. Berdzikir kepada Allah Ta'ala dengan dzikir-dzikir yang
terbatas dengan waktu, seperti dzikir pagi petang, ketika hendak makan dan yang
lainnya.
4. Tidak membunuh ular-ular yang berada di dalam rumah kecuali setelah
memohon dengan nama Allah Ta'ala agar dia mau keluar.
4. Tidak membunuh ular-ular yang berada di dalam rumah kecuali setelah
memohon dengan nama Allah Ta'ala agar dia mau keluar.
5. Tidak mendengarkan lagu dan musik.
6. Tidak melihat wanita-wanita (bukam mahram) dan seluruh
yang
diharamkan Allah Ta'ala dan tidak berdua-duaan dengan mereka (khalwat)
karena wanita-wanita merupakan perangkap dan pancingan setan.
diharamkan Allah Ta'ala dan tidak berdua-duaan dengan mereka (khalwat)
karena wanita-wanita merupakan perangkap dan pancingan setan.
7. Bersungguh-sungguh dalam menjaga shalat berjama'ah.
8. Larangan tinggal di tempat-tempat reruntuhan bangunan,
kamar mandi,
kuburan-kuburan dan tempat-tempat kosong/ sepi dan larangan untuk shalat di
kandang unta serta larangan shalat ketika terbit atau terbenamnya matahari.
9. Membiasakan berjama'ah dan tidak menyendiri seperti ketika bepergian
atau masuk ke padang sahara atau tanah yang lapang, maka jika terpaksa
hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah Ta'ala dan memohon perlindungan
kepadaNya.
10. Larangan kencing di lubang atau larangan bersuci dengan menggunakan
tulang atau kotoran binatang.
kuburan-kuburan dan tempat-tempat kosong/ sepi dan larangan untuk shalat di
kandang unta serta larangan shalat ketika terbit atau terbenamnya matahari.
9. Membiasakan berjama'ah dan tidak menyendiri seperti ketika bepergian
atau masuk ke padang sahara atau tanah yang lapang, maka jika terpaksa
hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah Ta'ala dan memohon perlindungan
kepadaNya.
10. Larangan kencing di lubang atau larangan bersuci dengan menggunakan
tulang atau kotoran binatang.
11. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur dan membaca dzikir
sebelum tidur
serta meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala.
serta meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala.
12. Menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat karena hal tersebut
dapat
menjauhkan seseorang dari Allah Ta'ala dan mendekatkan dirinya kepada setan.
menjauhkan seseorang dari Allah Ta'ala dan mendekatkan dirinya kepada setan.
Adapun tahap penyembuhan
ini adalah tahapan yang berat karena dalam tahap ini
memungkinkan jin untuk kembali lagi ke dalam tubuh pasien, oleh karena itu
wajib atasnya hal-hal berikut :
memungkinkan jin untuk kembali lagi ke dalam tubuh pasien, oleh karena itu
wajib atasnya hal-hal berikut :
1. Menjaga shalat berjamaah (bagi laki-laki) dan bagi wanita
melakukan shalat di rumahnya dengan tepat waktu.
2. Berdzikir kepada Allah Ta'ala dalam setiap waktu,
khususnya pada
waktu-waktu tertentu (yang disunnahkan) seperti dzikir sebelum tidur dan sesudahnya, atau dzikir pagi dan petang.
waktu-waktu tertentu (yang disunnahkan) seperti dzikir sebelum tidur dan sesudahnya, atau dzikir pagi dan petang.
3. Mengunakan terapi ruqyah (dengan di bacakan pada ayat-ayat
Al-Qur’an) sebaiknya meruqyah oleh diri sendiri.
4. Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu.
5. Mebiasakan mendengar dan menyimak ayat al-Qur'an dan
membacanya.
6. Hindari gambar-gambar yang bernyawa dan memelihara anjing
7. Tidak
membuka aurot di kamar mandi atau di dalam kamar tidur kecuali setelah meminta
perlindungan kepada allah ta’ala.
Catatan penting
Bagi Penerapi (orang yang melakukan ruqyah) haruslah
memperhatikan hal-hal sebagi berikut:
- Jin terkadang datang berteriak-teriak, memanggil-manggil,
menakut-nakuti dan mengancam, maka janganlah kamu takut kepadanya, akan tetapi
pukullah dengan ayat-ayat Allah dan beri pelajaran kepadanya (dengan
menghukumnya), maka niscaya dia akan menjadi tenang dengan izin Allah Ta'ala
dan bacakanlah pula kepadanya firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya tipu daya
setan adalah lemah."
- Jin terkadang mencaci maki atau menghinamu, maka janganlah
kamu
marah.
- Jin terkadang berkata kepadamu, "Kamu adalah seorang lelaki yang
shalih dan aku akan keluar karena kemuliaanmu," maka katakan kepadanya,
"Saya adalah hamba Allah Ta'ala yang lemah dan keluarlah kamu semata-mata
karena ketaatanmu kepada Allah Ta'ala dan rasulNya shallallahu 'alaihi
wasallam."
- Terkadang kamu akan menemukan jin yang sangat keras kepala, maka
dalam kondisi seperti ini, ambillah setengah gelas air dan dekatkan dari
mulutmu, lalu tiupkan padanya (gelas tersebut) setelah membaca ayat-ayat
ruqyah, lalu minumkan padanya (pasien tersebut), maka jin tersebut akan
merasa ketakutan dan mematuhimu, serta akan keluar dengan izin Allah Ta'ala.
Jika dia belum keluar, maka teruslah kamu membacakannya, walaupun setelah
selang beberapa saat sampai dia keluar dengan izin Allah Ta'ala.
marah.
- Jin terkadang berkata kepadamu, "Kamu adalah seorang lelaki yang
shalih dan aku akan keluar karena kemuliaanmu," maka katakan kepadanya,
"Saya adalah hamba Allah Ta'ala yang lemah dan keluarlah kamu semata-mata
karena ketaatanmu kepada Allah Ta'ala dan rasulNya shallallahu 'alaihi
wasallam."
- Terkadang kamu akan menemukan jin yang sangat keras kepala, maka
dalam kondisi seperti ini, ambillah setengah gelas air dan dekatkan dari
mulutmu, lalu tiupkan padanya (gelas tersebut) setelah membaca ayat-ayat
ruqyah, lalu minumkan padanya (pasien tersebut), maka jin tersebut akan
merasa ketakutan dan mematuhimu, serta akan keluar dengan izin Allah Ta'ala.
Jika dia belum keluar, maka teruslah kamu membacakannya, walaupun setelah
selang beberapa saat sampai dia keluar dengan izin Allah Ta'ala.
- Hendaklah ruqyah dibaca dengan tartil, Khusyu' dan dengan
suara
yang terdengar.
yang terdengar.
- Jin terkadang meminta syarat-syarat tertentu, maka jika
dalam
syarat-syarat tersebut merupakan bentuk ketaatan pada Allah Ta'ala dan
RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam, maka tidak mengapa memenuhi
syarat-syarat tersebut, akan tetapi sampaikan kepadanya bahwa dia
melaksanakan perbuatan ini bukan karena ketaatan kepadanya, akan tetapi
semata-mata hanya menaati Allah Ta'ala. Dan jika jin tersebut menyuruh
kepada maksiat, maka janganlah dituruti permintaannya. Akan tetapi berilah
dia hukuman atas hal itu.
syarat-syarat tersebut merupakan bentuk ketaatan pada Allah Ta'ala dan
RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam, maka tidak mengapa memenuhi
syarat-syarat tersebut, akan tetapi sampaikan kepadanya bahwa dia
melaksanakan perbuatan ini bukan karena ketaatan kepadanya, akan tetapi
semata-mata hanya menaati Allah Ta'ala. Dan jika jin tersebut menyuruh
kepada maksiat, maka janganlah dituruti permintaannya. Akan tetapi berilah
dia hukuman atas hal itu.
- Jika Allah Ta'ala menjauhkan/ memalingkan jin tersebut dari
si
pasien, maka suruhlah dia dan orang yang bersamanya agar mereka sujud kepada
Allah Ta'ala sebagai rasa syukur kepadaNya karena telah menyelamatkan mereka
dari jin yang zhalim ini, begitu juga hendaknya kamu sujud sebagai rasa
syukur kepada Allah Ta'ala atas taufikNya kepadamu dengan menghilangkan
kezhaliman ini.
pasien, maka suruhlah dia dan orang yang bersamanya agar mereka sujud kepada
Allah Ta'ala sebagai rasa syukur kepadaNya karena telah menyelamatkan mereka
dari jin yang zhalim ini, begitu juga hendaknya kamu sujud sebagai rasa
syukur kepada Allah Ta'ala atas taufikNya kepadamu dengan menghilangkan
kezhaliman ini.
- Apabila Allah Ta'ala telah menjauhkan/ memalingkan jin
melalui
perantara kedua tanganmu, maka janganlah kamu berkata, "Aku telah
mengeluarkannya (jin tersebut) atau aku telah menjauhkan/ memalingkannya",
akan tetapi katakanlah, "Sesungguhnya Allah Ta'ala lah yang telah
menjauhkan/ memalingkannya, atau Allah Ta'ala lah yang telah
mengeluarkannya." Dan waspadalah kamu dari sifat membanggakan diri (ujub),
sesungguhnya hal itu merupakan jalan /tempat-tempat masuknya setan yang
paling besar.
perantara kedua tanganmu, maka janganlah kamu berkata, "Aku telah
mengeluarkannya (jin tersebut) atau aku telah menjauhkan/ memalingkannya",
akan tetapi katakanlah, "Sesungguhnya Allah Ta'ala lah yang telah
menjauhkan/ memalingkannya, atau Allah Ta'ala lah yang telah
mengeluarkannya." Dan waspadalah kamu dari sifat membanggakan diri (ujub),
sesungguhnya hal itu merupakan jalan /tempat-tempat masuknya setan yang
paling besar.
Beberapa masalah penting
Masalah pertama:
Apakan memutus shalat seseorang apabila lewat di hadapnnya
setan dari kalangan jin?.
Perkara ini telah di bahas oleh Syaikhul islam dalam kitabnya
Maj’mu Al-fawa 19/52 bahwa ulama telah berselisih dalam masalah ini dan beliau
lebih condong kepada pendapat yang membatalkan shalat.
Masalah kedua:
Apakah seseorang yang melakukan ibadah haji dengan cara
terbang bersama jin ke arafah atau makkah sah hajinya?
Berkata syaikh Abu Nasr Abdullah Imam: “Perkara ini adalah
perkara yang tidak syr’ai karena telah berhaji para nabi dan para pengikut
mereka tidak ada satupun ternukilkan bahwa mereka menggunakan jasa jin untuk
kendaraan mereka ke arafah ataupun makkah, dan ketika manusia berhaji lewat
jasa jin kemungkinannya ada dua hal:
1.
Seseorang
yang taat dalam beribadah akan tetapi dia jahil dan tidak mengenal trik-trik
setan dalam menjerat korban-korbannya, sehingga kadang kala jin yang datang
mengaku bahwa ia adalah seorang malaikat yang di utus Allah untuk memulyakan
nya dengan cara mengantar nya ketanah suci, dan kalau hal ini terjadi bisannya
orang tersebut lambat laun akan mengaku dirinya sebagai wali, atau nabi, atau mahdi karena telah di datangi
malaikat dan di bantu naik haji. Dan hal ini banyak dalam tubuh kelompok sufi.
2.
Atau
seseorang yang memang pekerjaannya sebagai penghamba jin dari kalangan dukun,
para normal dan yang sejenisnya, dan orang yang seperti ini biasanya tidak ada
niatan untuk pergi haji karena di nya sendiri telah kufur dan musyrik, tetapi
biasanya hanya sekedar mencari pengakun manusia atau terkenal di halayak ramai
bahwa ia seolah-olah memiliki karomah padahal dalam rangkan menyesatkan
manusia.
Adapun hokum hajinya sendiri terbagi dua:
Pertama jika ia hanya bergabung di arafah saja da berpakaian
ihrom layaknya orang yang sedang haji maka hajinya batil
Kedua jika ia di turunkan di miqot dan mendatangkan rukun,
syarat, dan wajib haji maka hokum secara dhohir sah hajinya tetapi apakah ia
mendapatkan pahala atau tidak di serahkan kepada Allah ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar