MUQODDIMAH
إنّ
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات
أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله
{يا أيّها الذين آمنوا
اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ}
{يا
أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ
مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ
الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ
رَقِيباً }
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزاً}
أما
بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكلّ
محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار .
oleh:
ust. Ajat sudrajat ( Abu Humairoh)
Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Alloh ta'ala telah menyempurnakan agama yang telah Ia ridhai ini bagi segenap kaum muslimin. Siapa pun, tidak ada yang berhak menambah, mengurangi, atau merubah agama ini. Melakukan penambahan, pengurangan atau perubahan sedikit saja pada substansi ajarannya, berarti mencederai hak Alloh dan Rasul-Nya.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS.Al-Maidah: 3)
Rasululloh meninggalkan umatnya setelah segala kebaikan yang diinginkan Alloh dari manusia tuntas diajarkan, dan seluruh keburukan yang dibenci Alloh selesai beliau peringatkan. Maka, jika masih saja ada orang yang memaksakan diri untuk memandang kebaikan atau keburukan dalam agama ini hanya dengan dasar reka-reka akal, intuisi atau tradisi leluhur, tanpa dasar yang dapat dipertanggung jawabkan, sungguh berarti ia telah menuduh Rasululloh berbuat khianat dalam mengemban risalahnya.
Al-Imam Malik bin Anas pernah mengatakan: “Barang siapa yang mengada-ngada dalam agama yang dia pandang sebagai sebuah kebaikan, maka sunggguh ia telah menuduh Muhammad telah mengkhianati risalahnya”.
Saat ini, tidak bisa kita pungkiri bahwa umat
Islam telah begitu terpuruk. Salah satunya disebabkan karena penyakit tasyabbuh (menyerupai orang kafir) yang mewabah dengan sangat cepat di kalangan
kaum muslimin. Karena perbuatan tasyabbuh, umat Islam secara otomatis menjadi
semakin lemah karena semakin jauh dari sunnah, kian terasing dari akidah yang
lurus, ibadah yang benar dan akhlak yang baik. padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah
mengingatkan akan bahayanya.
Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu
‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى
لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ
اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang
sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika
orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun,
-pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata,
“Wahai
Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?”
Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no.
2669).
Syaikhul islam menjelaskan, tidak diragukan
lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani
dalam sebagian perkara. (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.)
Di antara hikmah sebab larangan Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam akan tasyabbuh terhadap ahli kitab karena
sebagian mereka Ahli kitab ada yang mengimani jibt dan thogut.
Yang dimaksud jibt adalah berhala, tukang sihir
dan dukun. Sedangkan thogut adalah sesuatu yang hamba
melampaui batas terhadapnya, termasuk di dalamnya sihir dan dukun. Jadi, thogut
ada yang berasal dari jin dan manusia. Allah Ta’ala berfirman,
أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ
وَالطَّاغُوتِ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang
yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut”
(QS. An Nisa’: 51).
قُلْ
هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ
اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ
وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ
“Katakanlah:
"Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang
dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan
babi dan (orang yang) menyembah thaghut?" (QS. Al Maidah: 60)
Ayat-ayat ini menerangkan bahwa ahli kitab ada
yang beriman pada jibt dan thogut. Jika dikatakan di awal bahasan bahwa umat
Islam akan senantiasa mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani, maka yang seperti
ini pun akan mereka ikuti. Ada di antara mereka percaya pada sihir, bahkan
menjadi tukang sihir dengan santet dan semacamnya. Ada juga yang percaya pada
ramalan para dukun. Setiap tindakan ahli kitab akan diikuti oleh umat ini.
Makanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh
kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke
lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.”
Bahkan dalam hal kesyirikan yang dilakukan orang musyrik akan diikuti oleh umat
ini. Lihat hadits yang disebutkan dalam point berikutnya.
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu
anhuma dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk golongan kami orang yang
menyerupai kaum selain kami.” (HR. At-Tirmidzi no. 2695)
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia
berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka
dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh
Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676)
Syaikhul Islam -rahimahullah- berkata: “Hukum
minimal yang terkandung dalam hadits ini adalah haramnya tasyabbuh kepada
mereka (orang-orang kafir), walaupun zhahir hadits menunjukkan kafirnya orang
yang tasyabbuh kepada mereka”(Lihat Al-Iqtidha` hal. 83) beliau berkata juga:
“Dengan hadits inilah, kebanyakan ulama berdalil
akan dibencinya semua perkara yang merupakan ciri khas orang-orang non muslim”.
(Lihat Al-Iqtidha` hal. 84)
Bahkan dalam hadits Anas bin Malik, beliau
berkata: "Sesungguhnya orang-orang Yahudi, jika istri mereka haid, mereka
tidak mau makan bersamanya dan mereka tidak berhubungan dengannya di dalam
rumah. Maka para sahabat menanyakan masalah ini kepada Nabi sehingga turunlah
ayat,
وَيَسْأَلُونَكَ
عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ
"Mereka bertanya kepadamu tentang darah
haidh, maka katakanlah dia adalah kotoran (najis), maka jauhilah perempuan saat
haid" (Al-Baqarah: 222) sampai akhir ayat. maka Rasulullah bersabda:
اصْنَعُوا
كُلَّ شَيْءٍ إِلَّا النِّكَاحَ
“Lakukan semuanya dengan istrimu kecuali nikah
(jima’)”.
Berita turunnya ayat ini sampai ke telinga
orang-orang Yahudi, lalu mereka berkata: "Laki-laki ini (Muhammad) tidak
mau meninggalkan satu pun dari urusan kita kecuali dia menyelisihi kita dalam
perkara tersebut" (HR. Muslim : 1/169)
Metode
Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam dalam menjauhkan umatnya dari tasyabbuh
(menyerupai) orang-oarng kuffar
1.
Dengan cara menakut nakuti ummatnya dengan kebinasaan
Dari
Ibnu 'Abbas rodhiyallohu 'anhuma, beliau berkata: "Rosululloh shollallohu
'alaihi wa sallam bersabda pada siang hari melempar jumroh 'Aqobah di atas onta
beliau:
القط لي حصى
"Ambilkan
aku kerikil." Maka kuambilkan beliau tujuh biji kerikil kecil untuk
dilemparkan. Kemudian beliau meletakkannya pada telapak tangannya sembari
bersabda:
أمثال هؤلاء
فارموا، ثم قال: أيها الناس إياكم والغلو في الدين فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو
في الدين
"Kerikil
seperti inilah yang hendaknya kalian lemparkan." Kemudian beliau bersabda:
"Wahai manusia, janganlah kalian bersikap ghuluw (melampaui batas) dalam
agama ini. Sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian
hanyalah sikap ghuluw dalam beragama." (HR. Ibnu Majah, no. 3029, hadits
shohih).
2.
Dengan Intruksi langsung dari Nabi
shollallohu 'alaihi wa sallam agar ummatnya menyelisihi cara cara yang di
lakukan mereka.
-
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
جُزُّوا
الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ
“Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah)
jenggot dan selisilah Majusi.” (HR. Muslim no. 626) Dalam riwayat
Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
خَالِفُوا
الْمُشْرِكِينَ أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَوْفُوا اللِّحَى
“Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah
kumis dan biarkanlah jenggot.” (HR. Muslim no. 625)
- Dari Syadad bin Aus, ia berkata bahwa
Rasulullah Sholallah ‘alaihi wassalam bersabda: “Kalian harus menyelisihi kaum
Yahudi, karena mereka tidak mau shalat dengan memakai sandal ataupun terompah
mereka.” (HR. Abu Dawud)
Catatan: yahudi mencopot sandal mereka karena
mencontoh Nabi Musa as. ketika mendapatkan perintah dari Allah “Copotlah kedua
sandalmu.” (QS. Thaha ayat 12)
3. Dengan cara bertanya kepada para sahabatnya
tentang kebinasaan orang kafir kemudian Rasulullah Sholallah ‘alaihi wassalam
memerintahkan untuk menyelisihinya.
Sebagaimana sebuah riwayat bahwa Nabi Sholallah
‘alaihi wassalam berkumpul bersama para sahabatnya dan bertanya kepada mereka
tentang rambut yang sudah beruban, bagaimana orang orang yahudi apakah mereka
mewarnai atau membiarkannya? maka para sahabat menjawab bahwa orang orang
yahudi membiarkan rambut rambut mereka memutih maka Nabi Sholallah ‘alaihi wassalam bersabda:
إِنَّ
الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani
itu tidak menyemir uban. Oleh karena itu selisihilah mereka” (HR Bukhari no
3275 dan Muslim no 80)
Hadits ini adalah yang menunjukkan adanya
anjuran untuk mengubah warna uban dengan warna yang lainnya dalam rangka
menyelisihi orang-orang Yahudi yang memiliki ciri khas tidak mau mengubah warna
uban.
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أُتِىَ بِأَبِى قُحَافَةَ يَوْمَ فَتْحِ
مَكَّةَ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ كَالثَّغَامَةِ بَيَاضًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- غَيِّرُوا هَذَا
بِشَىْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ.
Dari Jabir bin Abdillah, Abu Quhafah (bapak
dari Abu Bakr, pent) didatangkan ke hadapan Nabi saat Fathu Makkah dalam
kondisi rambut kepala dan jenggotnya putih semua bagaikan tsaghomah (pohon yang
daun dan bunganya berwarna putih, pent). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
lantas bersabda, “Ubahlah uban ini dengan sesuatu namun jauhilah warna hitam”
(HR Muslim no 5631).
4.
Dengan cara melarang keras terhadap prilaku mereka
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda:
لَا
تَبْدَءُوا الْيَهُود وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ ، وَإِذَا لَقِيتُمْ
أَحَدهمْ فِي طَرِيق فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقه
"Janganlah kalian awali megucapkan salam kepada
Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian bertemu salah seorang mereka di jalan, maka
pepetlah hingga ke pinggirnya." (HR. al- Muslim dari Abu
Hurairah)
Nabi Sholallah ‘alaihi wassalam bersabda kepada
Amr bin ‘Abasah al-Sulami:
أَقْصِرْ
عَنْ الصَّلَاةِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيْ
شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ
janganlah engkau mengerjakan shalat hingga
matahari terbenam. Sesungguhnya matahari terbenam di antara dua tanduk syetan
dan ketika itu orang-orang kafir bersujud kepadanya.” (HR.
Muslim).
5. Dengan cara merendahkan dan mencela cara
cara mereka
Pada saat haji wada’, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ
كُلُّ شَىْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَىَّ مَوْضُوعٌ وَدِمَاءُ
الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعَةٌ وَإِنَّ أَوَّلَ دَمٍ أَضَعُ مِنْ دِمَائِنَا دَمُ
ابْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ كَانَ مُسْتَرْضِعًا فِى بَنِى سَعْدٍ
فَقَتَلَتْهُ هُذَيْلٌ وَرِبَا الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ وَأَوَّلُ رِبًا أَضَعُ
رِبَانَا رِبَا عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَإِنَّهُ مَوْضُوعٌ كُلُّهُ
“Ingatlah, segala perkara jahiliah itu terletak
di bawah kedua telapak kakiku. Semua kasus pembunuhan di masa jahiliah itu
sudah dihapuskan. Kasus pembunuhan yang pertama kali kuhapus adalah pembunuhan
terhadap Ibnu Rabi’ah bin al Harits. Dulu dia disusui oleh salah seorang Bani
Saad lalu dibunuh oleh Hudzail. Riba jahilaih juga telah dihapus. Riba yang
pertama kali kuhapus adalah riba yang dilakukan oleh Abbas bin Abdil Muthallib.
Sungguh semuanya telah dihapus” (HR Muslim 3009 dari Jabir bin Abdillah).
Dalam hadits di atas Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengatakan bahwa riba itu berada di bawah telapak kaki beliau untuk
menunjukkan betapa rendah dan hinanya pelaku riba dan riba juga dinilai oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai perkara jahiliah.
6. Dengan do'a laknat atas
perbuatan dan cara cara ibadah yang mereka lakukan
Dari ‘Aisyah
radiallahu'anha rasulullah shalallahu 'alahi wassalam juga bersabda:
لَعْنَةُ اللهِ
عَلَى الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ.
“Laknat Allah
atas Yahudi dan Nashrani, mereka telah menjadikan kubur-kubur Nabi mereka
sebagai tempat ibadah.” (HR. Al-Bukhari no. 435dan Muslim no. 531)
Dalam riwayat
lain diantaranya dari ‘Aisyah radhiallahu'anha bahwa Ummu Habibah dan
Ummu Salamah radhiallahu'anhuma menceritakan kepada Rasulullah shalallahu
'alahi wassalam tentang gereja dengan rupaka-rupaka yang ada di dalamnya yang
dilihatnya di negeri Habasyah (Ethiopia). Maka, beliau shalallahu 'alahi wassalam
bersabda:
أُولَئِكَ
قَوْمٌ إِذَا مَاتَ فِيْهِمُ الْعَبْدُ الصَّالِحُ أَوِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ
بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوْا فِيْهِ تِلْكَ الصُّوَرَ،
أُوْلَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Mereka itu
adalah suatu kaum, apabila ada seorang hamba yang shalih atau seorang yang
shalih meninggal di antara mereka, mereka bangun di atas kuburannya sebuah
tempat ibadah dan mereka buat di dalam tempat itu rupaka-rupaka. Mereka itulah
makhluk yang paling buruk di hadapan Allah pada hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari
no. 427 dan Muslim no. 528))
7. Dengan cara menyerukan perbedaan dengan
orang kafir. Dari ‘Amru bin al-‘Ash
bahwa Rasulullah shalallahu 'alahi wassalam bersabda:
فَصْلُ
مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحُورِ
“Perbedaan antara puasa kami dengan puasa ahli
kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim).
8. Dengan menghabarkan keadaan dan tabiat
mereka yang buruk. Dari ‘Auf bin Malik
radhiallahu ‘anhu Rasulullah shalallahu 'alahi wassalam bersabda:
افترقت
اليهود على إحدى وسبعين فرقة فواحدة في الجنة وسبعين في النار, وافترقت النصارى
على ثنيتين وسبعين فرقة فإحدى وسبعين في النار و واحدة في الجنة والذي نفس محمد
بيده لتفترقن أمتي على ثلاث وسبعين فرقة واحدة في الجنة وسبعين في النار, قيل يا
رسول الله من هم؟ قال: هم الجماعة
“Telah berpecah belah umat Yahudi menjadi tujuh
puluh satu golongan, satu golongan di Surga dan tujuh puluh golongan di Neraka.
Dan telah terpecah belah umat Nashrani menjadi tujuh puluh dua golongan, tujuh
puluh satu golongan di Neraka dan satu golongan di Surga. Demi dzat yang jiwa
Muhammad berada di tangan-Nya, benar-benar akan terpecah belah umatku menjadi
tujuh puluh tiga golongan, satu di Surga dan tujuh puluh dua golongan di
Neraka”. Sahabat bertanya:’Siapakah mereka ya Rasulullah?’. Sabdanya:”Mereka
adalah Al-Jama’ah” (HR. Ibn Majah; At-Thabari dalam Al-Kabir 18/70; Al-Lalaka’I
dalam Syarh I’tiqod Ahlus Sunnah Wal Jama’ah 1/101; Al-Hakim dalam Mustadrak
1/47). Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan hadis ini shahih dalam
shahih Ibnu Majah.
Pengaruh
buruk tasyabbuh terhadap umat islam
1.
Tasyabbuh terhadap orang kafir akan mendatangkan siksa dan adzab Allah ta'ala
terhadap pelakunya, Alloh berfirman:
وَمَنْ
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ
"Siapa
yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang
bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam.
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (An-Nisa': 115)
وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَمَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ الله
مِنْ وَلِيٍّ وَلَا وَاق
"Seandainya kamu mengikuti hawa nafsu
mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada
pelindung dan pemelihara bagimu terhadap siksa Alloh." ( Ar-Ro'd: 37)
2.
Tasyabbuh terhadap orang kafir menyebabkan kesesatan, berdasarkan firman Alloh
ta'ala:
وَلَنْ تَرْضَى
عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
قُلْ إِنَّ هُدَى الله هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ
الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ الله مِنْ وَلِيٍّ
وَلَا نَصِير
"Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk yang
benar." Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Alloh tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu." (Al-Baqoroh: 120)
3.
Tasyabbuh terhadap orang kafir termasuk bentuk kedzoliman. Alloh ta'ala
berfirman:
وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذًا
لَمِنَ الظَّالِمِينَ
"Sesungguhnya
jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya
kamu termasuk golongan orang-orang yang dzolim." (Al-Baqoroh: 145)
4.
Tasyabbuh terhadap orang kafir termasuk
penyebab kebinasaan
Dari
'Uqbah bin 'Amir –rodhiyallohu 'anhu- bahwa suatu hari Nabi –shollallohu
'alaihi wa sallam- keluar dan melakukan sholat mayit di pekuburan ahli Uhud
mendo'akan mereka. Kemudian beliau menuju mimbar dan bersabda:
إني فرط لكم،
وأنا شهيد عليكم، وإني والله لأنظر إلى حوضي الآن، وإني أعطيت مفاتيح خزائن الأرض
-أو مفاتيح الأرض- وإني والله ما أخاف عليكم أن تشركوا بعدي، ولكن أخاف عليكم أن
تتنافسوا فيها وفي رواية: ولكني أخشى عليكم الدنيا أن تنافسوا فيها وتقتتلوا ،
فتهلكوا كما هلك من كان قبلكم
"Aku
menunggu kalian dan sebagai saksi atas kalian. Sesungguhnya aku –demi Alloh-
melihat kepada telagaku sekarang ini. Sesungguhnya aku diberi kunci-kunci
kekayaan dunia. Sesungguhnya –demi Alloh- aku tidak takut bahwa kalian akan
berbuat kesyirikan setelahku, tetapi aku takut atas kalian bahwa kalian akan
berlomba-lomba mendapatkan dunia itu."
Dalam riwayat lain: "Tetapi aku takut atas kalian akan dunia.
Kalian akan berlomba-lomba dan bertarung karenanya, sehingga kalian akan binasa
sebagaimana orang-orang sebelum kalian telah binasa." (HR. Bukhori, no.
6590 dan Muslim, no. 2296 dan ini lafadz Muslim)
5.
Tasyabbuh terhadap orang kafir termasuk penyebab mendapatkan celaan Alloh dan Rosul-Nya.
Dari
Abu Sa’id Al Khudriy bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
لتتبعن سنن من
كان قبلكم، شبرا شبرا وذراعا بذراع، حتى لو دخلوا جحر ضب تبعتموهم، قلنا: يا رسول
الله، اليهود والنصارى؟ قال: فمن؟.
Pasti
kalian akan mengikuti orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, dan
sehasta demi sehasta, sampai jika mereka memasuki lubang biawak kalian pasti
akan mengikuti mereka.” Kami berkata: “Wahai Rosululloh, yahudi dan Nashoro?”
Beliau bersabda: “Siapa lagi? (HR. Al Bukhoriy 7320 dan Muslim 2669)
Syaikhul
Islam –rohimahulloh- berkata: "Maka telah diketahui bahwa penyerupaan
terhadap Yahudi dan Nasrani, Persia dan Romawi merupakan perkara yang dicela
oleh Alloh ta'ala dan Rosul-Nya shollallohu 'alaihi wa sallam."
(Al-Iqtidho': 1/170, Maktabah Ar-Rusyd)
6.
Tasyabbuh terhadap orang kafir termasuk sebab
kekalahan umat islam karena meninggalkan tasyabbuh adalah kemenangan
bagi islam dalam segala hal.
Dari
Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam
bersabda:
لا يزال الدين
ظاهراً ما عجّل الناس الفطر؛ لأن اليهود والنصارى يؤخرون
"Agama
ini senantiasa menang selama manusia menyegerakan buka puasa, karena
orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya." (HR. Abu Dawud, no. 2353;
hadits hasan)
Syaikhul
Islam rohimahulloh berkata: "Ini adalah dalil bahwa kemenangan agama itu
terwujud dengan penyegeraan berbuka puasa guna menyelisihi Yahudi dan Nasrani.
Jika penyelisihan terhadap mereka merupakan sebab kemenangan agama ini dan
maksud dari pengutusan para Rosul itu adalah untuk memenangkan agama Alloh atas
agama lainnya, maka bentuk penyelisihan itu sendiri merupakan salah satu tujuan
terbesar diutusnya para Rosul tersebut." (Al-Iqtidho': 1/209,)
Alloh
ta'ala berfirman:
وَمِنْ حَيْثُ
خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُمَا
كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ
حُجَّة
"Darimana
saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Harom dan dimana
saja kamu sekalian berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada
hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara
mereka." (Al-Baqoroh: 150)
Syaikhul
Islam rohimahulloh berkata: "Lebih dari seorang salaf berkata:
"Maknanya adalah supaya orang-orang Yahudi itu tidak mampu berargumen atas
kalian dengan adanya kesesuaian dalam arah kiblat, sehingga mereka akan
mengatakan: "Mereka umat islam telah menyesuaikan diri dengan kiblat kita.
Maka sebentar lagi mereka akan menyesuaikan diri dengan agama kita." Maka
Alloh mematahkan hujjah mereka dengan penyelisihan kaum muslimin dalam perkara
kiblat. (lihat Al-Iqtidho': 1/99)
7.
Tasyabbuh terhadap orang kafir termasuk akan mendatangkan murka Allah azza wa
jalla.
Dari Ibnu 'Abbas –rodhiyallohu 'anhuma-
bahwasanya Nabi –shollallohu 'alaihi wa sallam- bersabda:
أبغض الناس إلى
الله ثلاثة: ملحد في الحرم، ومبتغ في الإسلام سنة جاهلية، ومطلب دم امرئ بغير حق
ليريق دمه.
"Tiga
jenis manusia yang paling dibenci oleh Alloh: mulhid (pembuat penyelewengan
syariat) di tanah harom, orang yang mencari sunnah jahiliyyah dalam berislam,
orang yang menuntut darah seseorang untuk ditumpahkan tanpa haq." (HR.
Bukhori, no. 6882, bab Man Tholaba Dam Imriin, cet. Darul Kitab Al-Arobi)
Syaikhul Islam rohimahulloh berkata: "Setiap yang menginginkan untuk mencontoh dan melakukan sesuatu dari sunnah jahiliyah, maka dia telah masuk dalam hadits ini. Yang dimaksud sunnah jahiliyah adalah setiap adat-istiadat yang mereka lestarikan (Al-Iqtidho': 1/254)
Syaikhul Islam rohimahulloh berkata: "Setiap yang menginginkan untuk mencontoh dan melakukan sesuatu dari sunnah jahiliyah, maka dia telah masuk dalam hadits ini. Yang dimaksud sunnah jahiliyah adalah setiap adat-istiadat yang mereka lestarikan (Al-Iqtidho': 1/254)
8.
Tasyabbuh terhadap orang kafir termasuk sebab
perpecahan umat islam.
Firman
Alloh ta'ala:
إِنَّ الَّذِينَ
فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى الله ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
bergolong-golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka.
Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Alloh. Kemudian Alloh akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat." (QS.
Al-An'am: 159)
sqgjahfcklhfk
BalasHapus