Muqoddimah
إنّ
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات
أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله
{يا أيّها الذين آمنوا
اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ}
{يا
أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ
مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ
الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ
رَقِيباً }
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزاً}
أما
بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكلّ
محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار .
Dahsyatnya
Neraka
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman!
Peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka yang bahan-bahan
bakarannya: manusia dan batu (berhala); neraka itu dijaga dan dikawal oleh
malaikat-malaikat yang keras kasar layanannya; mereka tidak menderhaka kepada
Allah dalam segala yang diperintahkanNya kepada mereka dan mereka pula tetap
melakukan segala yang diperintahkan. (Surah Tahrim: 6)
فَإِن
لَّمْ تَفْعَلُواْ وَلَن تَفْعَلُواْ فَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Maka kalau kamu tidak dapat membuatnya, dan
sudah tentu kamu tidak dapat membuatnya, maka peliharalah diri kamu dari api
neraka yang bahan-bahan bakarannya: manusia dan batu-batu (berhala), (iaitu
neraka) yang disediakan untuk orang-orang kafir. Surah al-Baqarah:24)
وَاتَّقُواْ
النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Dan peliharalah diri kamu dari api neraka, yang
disediakan bagi orang-orang kafir. (Surah Ali-Imran:131)
فَأَنذَرْتُكُمْ
نَاراً تَلَظَّى
Maka Aku telah memberi amaran terhadap kalian
akan api neraka yang menyala nyala.( Surah al-Lail:14)
Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu
'alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ
"Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya,
seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit
tertawa dan banyak menangis." Para shahabat bertanya: "Apa yang
engkau lihat ya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam" Beliau shalallahu
'alaihi wasallam menjawab: "Saya melihat Al Jannah dan An Naar." (HR.
Muslim Kitab Sholat no. 426)
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu
dar siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari
fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
رَبِّ
قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
“Ya Rabb-ku, selamatkan aku dari siksa-Mu pada
hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.” (HR. Al-Tirmidzi dan
Ahmad)
رَبَّنَا
آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS. Al Baqarah: 201)
Ø
Sorga adalah sebaik baik tempat dan neraka
adalah seburuk buruk tempat
Allah ta'ala berfirman tentang sorga:
سَلَٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ
عُقْبَى ٱلدَّارِ
"Salamun 'alaikum bima shabartum".
Maka alangkah baiknya (sorga) sebagai tempat kesudahan itu. (Ar-Ra`d: 24)
Allah ta'ala berfirman tentang Neraka:
وَمَأْوَىٰهُ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ
Adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali. ('Ali `Imran: 162)
جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمِهَادُ
Dari Abdullah bin Abbas beliau berkata, “Telah terjadi gerhana matahari, sehingga
Rosuulullooh
melakukan
Sholat Gerhana (Sholat Khusuf), kemudian beliau bersabda:
رأيت
النار فلم أر منظر كاليوم قط أفظع
“Aku
melihat Neraka dan tidak ada satu pemandangan yang lebih buruk daripada yang
kulihat hari ini”. (HR. Al Bukhoory no. 241)
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam
Shahihnya gambaran keduanya:
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ
هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ
يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ
الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ
هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا
وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
Dari Anas bin Malik, dia berkata; Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti akan
didatangkan penduduk neraka yang ketika di dunia adalah orang yang paling
merasakan kesenangan di sana. Kemudian dia dicelupkan di dalam neraka sekali
celupan, lantas ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu pernah
melihat kebaikan sebelum ini? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan sebelum
ini?’. Maka dia menjawab, ‘Demi Allah, belum pernah wahai Rabbku!’. Dan
didatangkan pula seorang penduduk surga yang ketika di dunia merupakan orang
yang paling merasakan kesusahan di sana kemudian dia dicelupkan ke dalam surga
satu kali celupan. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kamu
pernah melihat kesusahan sebelum ini? Apakah kamu pernah merasakan kesusahan
sebelum ini?’. Maka dia menjawab, ‘Demi Allah, belum pernah wahai Rabbku, aku
belum pernah merasakan kesusahan barang sedikit pun. Dan aku juga tidak pernah
melihat kesulitan sama sekali.’.” (HR. Muslim dalam Kitab Shifat al-Qiyamah wa
al-Jannah wa an-Naar)
Ø Letak sorga dan neraka
Surga itu berada di atas langit sebagaimana
yang shahih dalam hadits. Dalam sebuah hadits, yaitu hadits yang terdapat dalam
Shahih al-Bukhari tentang kisah ibunda dari sahabat Haritsah, dimana Haritsah
waktu itu syahid dalam peperangan, Dia bertanya: “Wahai Rasulullah, kabarkan
kepadaku tentang anakku, Haritsah. Kalau dia berada di dalam surga, maka saya
hanya mengharapkan pahala dari kematiannya. Tapi jika tidak, maka saya akan
menangis.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya
anakmu telah mendapatkan surga Firdaus. Sementara surga al-Firdaus itu berada
di surga yang paling tinggi.”
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata,
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَصَامَ رَمَضَانَ ، كَانَ
حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ جَاهَدَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ،
أَوْ جَلَسَ فِى أَرْضِهِ الَّتِى وُلِدَ فِيهَا . فَقَالُوا:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُبَشِّرُ النَّاسَ . قَالَ: إِنَّ فِى الْجَنَّةِ
مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، مَا
بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ
اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى
الْجَنَّةِ ، أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ
الْجَنَّةِ . قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ عَنْ أَبِيهِ : وَفَوْقَهُ
عَرْشُ الرَّحْمَنِ
"Barang siapa yang beriman kepada Allah,
menegakkan shalat, berpuasa bulan ramadhan, maka sudah pasti Allah akan
memasukkannya kedalam surga, baik apakah dia berjihad di jalan Allah atau dia hanya
duduk tinggal di tempat di mana dia dilahirkan.” Mereka bertanya: “Wahai
Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kami sampaikan berita gembira ini kepada
orang-orang?” Beliau bersabda: “Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat
(kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana
jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. untuk itu bila
kalian memintakepada Allah maka mintalah sorga firdaus kerena dia adalah
tengahnya sorga yang sorga yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa
di atas Firdaus itu adalah singgasanannya Allah Yang Maha Pemurah dimana
darinya mengalir sungai-sungai surga”. Berkata Muhammad bin Fulaih (salah
seorang periwayat hadits ini) dari bapaknya : “Di atasnya adalah singgasanannya
Allah Yang Maha Pemurah".” (HR. Bukhari, no. 2581)
Adapun letak
Neraka masih di perselisihkan para ulama ada yang mengatakan bahwa:
- Neraka
terdapat di bumi lapisan ke tujuh (bukan ke satu) mengambil dalil dari hadits
riwayat Ibnu Abbas dan Mu'adz.
- Neraka
terdapat di langit, mengambil dalil hadits Hudzaifah tentang Nabi shallallahu
'alaihi wasallam sewaktu mi'raj di langit melihat surga dan neraka.
- Neraka
terdapat di permukaan bumi tanpa diketahui lokasi persisnya, dikemukakan oleh
al-Qurthubi.
- Tawaqquf,
tidak bisa diketahui lokasinya dikarenakan semua hadits yang menyebutkan tempat
neraka belum bisa dijadikan pegangan, ini adalah pendapat yang disepakati oleh
banyak ulama seperti as-Suyuthi, Ad-Dahlawi, dan Shiddiq Hasan Kha.
Ø Luas dan besar
Surga dan Neraka
وَسَارِعُوا
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa.”, (Ali-‘Imran: 133.).
Sebagaimana
kita ketahui bahwa langit itu ada tujuh lapis dan begitu pula dengan bumi. Maka
jika kita bayangkan alangkah luasnya surga itu. Kita juga akan mendapatkan
gambaran tentang luasnya surga dari hadis Rasulullah yang menyebutkan bahwa
satu pohon di surga, naungannya amatlah luas, sehingga seorang pengendara yang
melaju dengan kecepatan tinggi sekalipun tidak akan dapat mencapai pangkal dari
akhir bayangan pohon tersebut.
Dari Abu
Hurairah dan Sahl bin Sa'ad dari Rasulullah Saw, beliau bersabda :
"Sesungguhnya di dalam surga ada sebatang pohon yang meskipun penunggang
kuda berlari dalam bayangannya selama seratus tahun, ia belum bisa mencapai
akhir bayangannya." (HR. Muslim)
Adapun luas dan besarnya Neraka di sebutkan
dalam sebuah riwayat, dari Anas bin
Maalik radhiyallahu’anhu,
Rosulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
لَا
تَزَالُ جَهَنَّمُ {تَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ} حَتَّى يَضَعَ رَبُّ الْعِزَّةِ
فِيهَا قَدَمَهُ فَتَقُولُ قَطْ قَطْ
“Senantiasa ke dalam Jahannam itu dicampakkan
dan dilempari dengan penghuninya (penghuni neraka), tetapi Jahannam
itu selalu mengatakan: ‘Apakah masih ada tambahan ya Allooh?’ Dan terus-menerus
tidak pernah penuh sampai dengan Allah meletakkan kaki-Nya, lalu
Jahannam mengatakan: ‘Cukup, cukup’.”(
HR. Muslim no: 7256, Al Bukhary no: 6661 dan At Turmudzy no: 3272)
Allah ta'ala berfirman:
يَوْمَ
نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ
“(Dan
ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah
kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?” (Qoof :
30)
Maksudnya,
Neraka Jahannam itu tidak pernah akan penuh kecuali jika Allah ta'ala meletakkan
kaki-Nya ke dalamnya. itu menunjukkan bahwa neraka itu luas sekali.
Dari
Ibnu Mas’ud z, Nabi n bersabda:
يُؤْتَى
بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زَمَامٍ، مَعَ كُلِّ زَمَامٍ
سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا
“Didatangkan
neraka di hari itu, dalam keadaan ia memiliki 70.000 tali kekang, setiap tali
kekang diseret 70.000 malaikat.” (HR. Muslim dan at-Tirmidzi)
Ø Tingkatan tingkatan sorga dan neraka
Surga bertingkat-tingkat. Penduduk surga akan
menempati tingkatan-tingkatan yang sesuai dengan mereka. Sebagaimana mereka
berbeda-beda ketika di dunia dalam beramal, maka di surga pun mereka
berbeda-beda tingkatannya. Dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ, جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا, فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ, أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ, مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ, فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ, فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّة
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan,
maka Allah mewajibkan dirinya untuk memasukkan dia ke dalam surga, baik dia
berjihad di jalan Allah atau hanya berdiam diri di tempat di mana dia
dilahirkan.” Mereka (para sahabat) berkata, “Ya Rasulullah! Apakah kami boleh memberitahukan
kabar gembira ini kepada manusia?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya di surga ada seratus tingkatan. Allah menyediakannya untuk para
mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua tingkat adalah seperti jarak antara
langit dan bumi. Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga
Firdaus. Sesungguhnya dia berada di tengah-tengah surga dan (letaknya) paling
tinggi di surga. Saya diperlihatkan bahwa ‘arsy-nya Allah berada di atasnya.
Dari ‘arsy
itu terpancar sungai-sungai surga.” (HR Al-Bukhari no. 2790)
Adapun Neraka maka ia memiliki tujuh tingkatan
di antaranya:
Tingkat
paling bawah adalah neraka tempat menyiksa orang-orang munafik. Tempat
orang-orang yang tidak mempunyai iman sedikitpun dalam hatinya, dan menentang
segala bentuk keimanan pada Tuhan.
Tingkat
kedua dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum musyrikin. Tempat orang yang
menyembah berhala atau meminta bantuan pada selain Allah dan belum bartaubat.
Tingkat
ketiga dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum Majusi (penyembah api). Di
sini juga akan disiksa iblis laknatullah bersama pengikutnya.
Tingkat
keempat dari bawah adalah untuk menyiksa kaum Shabi'in (beragama di luar umat
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Musa 'alaihi sallam, dan Isa 'alaihi
sallam.
Tingkat
kelima dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum Nasrani.
Tingkat
keenam dari bawah adalah tempat untuk menyiksa kaum Yahudi.
Tingkat
paling atas adalah tempat untuk menyiksa umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam. Bagi umat Islam yang melakukan dosa kecil dan dosa besar tapi belum
bertaubat hingga saat kematiannya. (lihat At Takhwif min An Naar libni rojab Al
Hambali hal. 54, akan tetapi sebagian ulama menganggap lemah riwayatnya)
Allah
Subhanahu wata’ala berfirman,
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (An Nisa: 145)
Ø Pintu-pintu sorga dan Neraka
فِى الْجَنَّةِ
ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ
الصَّائِمُونَ
“Di
surga ada delapan pintu. Ada pintu yang dinamai Rayyan, tidak ada yang masuk
melalui pintu tersebut melainkan orang-orang yang puasa.” (HR. Buhari no. 3257)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda:
مَنْ
أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا
عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ
بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ
الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ
وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ
أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ
مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى
أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ
مِنْهُمْ
"Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang
hartanya (sepasang unta atau kuda) di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari
pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk
golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang
termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang
termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Royyan. Dan orang
yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus anda wahai
Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang
dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua
pintu tersebut?”. Maka beliau pun menjawab, “Ya ada.
Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.” (HR.
Bukhari, no. 1897 dan 3666).
Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu
anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah
bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga
lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari
ketika orang yang memasukinya harus berdesakan (HR. Muslim no.
2967)
Adapun Neraka memiliki 7 pintu yang akan dilewati
dari pintu-pintu tersebut oleh para penghuni neraka sesuai dengan kadar dosa
dan maksiat yang mereka lakukan di dunia. Allah subhanahu wata’ala berfirman
وإن جهنم
لموعدهم أجمعين, لها سبعة أبواب لكل باب منهم جزءٌ مقسوم
“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar
tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.
Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk
golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44)
Ø Makanan di Dalam Neraka dan sorga
Allah
Subhanahu wata’ala, berfirman tentang makanan neraka:
وَفَاكِهَةٍ
مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ
“ Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,
dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (Al Waqi’ah : 20-21)
ثُمَّ إِنَّكُمْ
أَيُّهَا الضَّالُّونَ الْمُكَذِّبُون.َ لآكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ.
فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ. فَشَارِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ
الْحَمِيم. فَشَارِبُونَ شُرْبَ الْهِيم. ِ هَذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّينِ
“Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang
yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pokok zaqqum, dan akan
memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat
panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan
untuk mereka pada hari Pembalasan”. (Al Qaqi’ah: 51-56)
أَذَلِكَ خَيْرٌ
نُزُلا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ. إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ.
إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ. طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ
الشَّيَاطِينِ. فَإِنَّهُمْ لآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ.
ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ
“(Makanan
surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pokok zaqqum, Sesungguhnya Kami
menjadikan pokok zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya
dia adalah sebatang pokok yang ke luar dan dasar Neraka yang menyala. mayangnya
seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan
sebahagian dari buah pokok itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah
zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat
minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. (Ash Shaaffaat: 62-67)
إِنَّ شَجَرَةَ
الزَّقُّومِ. طَعَامُ الأثِيمِ. كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ. كَغَلْيِ
الْحَمِيمِ. خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيم. ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ
رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ. ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ
“Sesungguhnya pokok zaqqum itu, makanan orang
yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,
seperti mendidihnya air yang amat panas. Peganglah dia kemudian seretlah dia ke
tengah-tengah Neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air
yang amat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia”
(Ad Dukhaan: 43-49)
إِنَّ لَدَيْنَا
أَنْكَالا وَجَحِيمًا. وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا
“Kerana sesungguhnya pada sisi Kami ada
belenggu-belenggu yang berat dan Neraka yang menyala-nyala. Dan makanan yang
menyumbat di kerongkong dan azab yang pedih.” (Al Muzammil: 12-13)
لَيْسَ لَهُمْ
طَعَامٌ إِلا مِنْ ضَرِيعٍ. لا يُسْمِنُ وَلا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari
pohon yang berduri, yang tidak mengemukan dan tidak pula menghilangkan lapar.”
(Al Ghaasyiyah: 6-7)
فَلَيْسَ لَهُ
الْيَوْمَ هَا هُنَا حَمِيمٌ. وَلا طَعَامٌ إِلا مِنْ غِسْلِينٍ. لا يَأْكُلُهُ
إِلا الْخَاطِئُونَ
“Maka
tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan
sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali
orang-orang yang berdosa.” (Al Haaqqah: 35-37) .
Allah
Subhanahu wata’ala, berfirman tentang makanan sorga:
وَلَحْمِ طَيْرٍ
مِمَّا يَشْتَهُونَ
Dan
daging burung dari apa yang mereka inginkan. (Al waqi'ah 21)
وَفَاكِهَةٍ
مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ
Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, (Al waqi'ah 20)
وَفَاكِهَةٍ
كَثِيرَةٍ لا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ
Dan
buah-buahan yang banyak, yang tidak
berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya. (Al waqi'ah 32-33)
وَطَلْحٍ
مَنْضُودٍ
Dan
pohon pisang yang bersusun-susun buahnya (Al waqi'ah 29)
Ø Minuman ahli Neraka dan sorga
Allah
Subhanahu wata’ala, berfirman tentang minuman penduduk neraka:
لا يَذُوقُونَ
فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا. إِلا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا. جَزَاءً وِفَاقًا
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya
dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai
pambalasan yang setimpal.” (An Naba’: 24-26)
وَسُقُوا مَاءً
حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
“Dan diberi minuman dengan air yang mendidih
sehingga memotong ususnya?” (Muhammad: 15)
هَذَا
فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ. وَآخَرُ مِنْ شَكْلِهِ أَزْوَاجٌ
“Inilah
(azab Neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat
panas dan air yang sangat sejuk. Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai
macam.” (Shaad: 57-58)
مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ. يَتَجَرَّعُهُ وَلا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ
“Di
hadapannya ada Jahanam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnya
air nanah itu dan hampir dia tidak boleh menelannya dan datanglah (bahaya) maut
kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya
masih ada azab yang berat.” (Ibrahim: 16-17)
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
“Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu Neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirehat yang paling buruk.” (Al Kahfi: 29)
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
“Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu Neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirehat yang paling buruk.” (Al Kahfi: 29)
Dan
diriwayatkan oleh Ibnul Mubarok, Imam Ahmad, dan Imam At Tirmidzi, dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani, dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “sesungguhnya air mendidih dalam Neraka
itu akan dituangkan di atas kepala-kepala mereka kemudian air tersebut akan
menembus mereka sampai masuk ke dalam perut mereka kemudian akan masuk ke
dalamnya secara perlahan-lahan supaya merasakan siksaan, masuk secara
perlahan-lahan ke dalam perutnya kemudian iapun membuat kuah di dalamnya,
membuat kuah yang mengalir di kakinya dan itulah As Sahr. Setiap kali ia
mendapat kuah tersebut dikembalikan lagi dan mendapat siksaan tersebut.”
Allah
Subhanahu wata’ala, berfirman tentang minuman penduduk sorga:
يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ خِتَامُهُ
مِسْكٌ وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ
Mereka diberi
minum dari khamer murni (tidak memabukkan) yang dilak (di segel), Laknya adalah
kasturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba (dalam
kebaikan ).Dan campuran khamer murni itu adalah tasnim, (yaitu) mata air yang
diminum oleh orang-orang yang didekatkan kepada Allah. ( QS Al Muthofifiin : 25-28 )
وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآَنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَ قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلًا
Dan Diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan
piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari
perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.. Di dalam Surga itu mereka diberi minum segelas
(minuman) yang campurannya adalah jahe.. (yang didatangkan dari) sebuah mata
air Surga yang dinamakan Salsabil.
( QS Al Insaan
: 15-18 )
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أُرَاهُ
قَدْ رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا
مُؤْمِنٍ سَقَى مُؤْمِنًا شَرْبَةً عَلَى ظَمَإٍ سَقَاهُ اللَّهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنْ الرَّحِيقِ الْمَخْتُومِ وَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ أَطْعَمَ
مُؤْمِنًا عَلَى جُوعٍ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا
مُؤْمِنٍ كَسَا مُؤْمِنًا ثَوْبًا عَلَى عُرْيٍ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ
الْجَنَّةِ
Dari Abi Said, Sesungguhnya ia memarfukannya, bahwasanya
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : Mu’min yang manapun yang memberi minuman air kepada Mu’ min
yang lain karena haus, maka Allah memberi minum kepadanya pada hari Qiamat dari
Khomer yang dilak (segel) tempatnya, dan Mu’ min yang manapun yang memberi makan kepada Mu’min yang lain karena
lapar, maka Allah memberi makan kepadanya berupa buah-buahan Surga, dan Mu’min
yang manapun yang memberi pakaian kepada Mu’min yang lain, maka Allah
memakaikan pakaian Surga kepadanya dari Sutra halus, tebal berwarna hijau. (HR. Musnad Ahmad 3 : 13,
Ibnu Katsir 4 : 589)
Ø Gambaran
penghuni sorga dan neraka
Dari Imran bin Hushain , dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ
“Aku melihat surga, ternyata kebanyakan penghuninya adalah fuqara. Aku pun melihat neraka dan ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita.” (HR. al-Bukhari no. 3241 dan Muslim no. 2738)
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا
يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا
يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ
الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka
Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al A’raaf: 179)
وَتَمَّتْ
كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah
ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahannam dengan jin dan
manusia (yang durhaka) semuanya. (Huud: 119)
وَلَكِنْ
حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِينَ
“Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan
berikan kepada tiap- tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan
dari padaKu: “Sesungguhnya akan Aku penuhi Neraka jahannam itu dengan jin dan
manusia bersama-sama.” (As Sajdah: 13)
Allah ta'ala besarkan badan penduduk neraka, dari
Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau
bersabda:
مَا
بَيْنَ مَنْكِبَيْ الْكَافِرِ مَسِيرَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ للرَّاكِبِ
الْمُسْرِعِ
“(Di neraka) jarak antara kedua pundak orang
kafir sejauh perjalanan tiga hari bagi pengendara yang memacu kendaraannya
dengan cepat.” (HR. Al-Bukhari no. 6069 dan Muslim no. 5091)
Ø
Suara
Kemarahan Neraka
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
إِذَا
رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا
“Apabila Neraka itu melihat mereka dari tempat
yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.” (Al Furqaan: 12)
إِذَا
أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا
أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ
“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka
mendengar suara Neraka yang mengerikan, sedang Neraka itu menggelegak,
hampir-hampir (Neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali
dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (Neraka
itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia)
seorang pemberi peringatan?” (Al Mulk: 7-8)
إِنَّهَا
تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ كَأَنَّهُ جِمَالَةٌ صُفْرٌ
“Sesungguhnya Neraka itu melontarkan bunga api
sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah ia iringan unta yang kuning,” (Al
Mursalat: 33)
Ø
Mereka Ditutup Rapat di dalam Neraka dan tidak bisa
lari
Dan Allah Subhanahu wata’ala mengabarkan bahwa
pintu-pintu ini apabila penghuninya telah masuk pintu tersebut akan ditutup.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَة.ِ عَلَيْهِمْ نَارٌ مُؤْصَدَةٌ
“Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat
Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam Neraka yang
ditutup rapat.” (Al balad: 19-20)
Dan juga Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
إِنَّهَا
عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ. فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ
“Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas
mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (Al Humazah:
8-9)
وَأَمَّا
الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا
مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي
كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ
“Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka
tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya,
mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa
Neraka yang dahulu kamu mendustakannya.” (As Sajdah: 20)
يَصْلَوْنَهَا
يَوْمَ الدِّينِ. وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَائِبِينَ
“Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.
Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari Neraka itu.” (Infithaar: 15-16)
Ø Kedalaman neraka
Ketika
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedang bersama sahabatnya, tiba-tiba
mereka mendengar suara. Beliau n berkata:
تَدْرُونَ مَا
هَذَا؟ قَالَ: قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: هَذَا حَجَرٌ
رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ
الْآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا
“Tahukah
kalian, apakah itu?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau
berkata, “Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam Jahanam sejak tujuh puluh
musim yang lalu. Sekarang baru sampai dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)
Ø Tebal kulitnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
ضِرْسُ
الْكَافِرِ أَوْ نَابُ الْكَافِرِ مِثْلُ أُحُدٍ وَغِلَظُ جِلْدِهِ مَسِيْرَةُ
ثَلاَثٍ.
“Gigi geraham orang kafir atau gigi taring
orang kafir (di Hari Kiamat, di neraka) adalah sebesar gunung Uhud dan tebal
kulitnya sejauh perjalanan tiga hari.” (HR. Muslim).
Allah Ta’ala berfirman,
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ
جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ
اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada
ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali
kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya
mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
(An-Nisa`: 56).
Dari
Abu Hurairah , Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya,
tebal kulit seorang kafir (di neraka) ialah 42 hasta ukuran orang kuat yang
besar. Giginya sebesar Gunung Uhud, dan sungguh tempat duduknya dia di Jahannam
seluas Makkah dan Madinah.” (HR. at-Tirmidzi dan al-Hakim. Lihat Shahihul Jami’
no. 2110)
Namun,
karena dahsyatnya neraka, kulit tersebut matang ketika terbakar. Allah l
berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (an-Nisa: 56)
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (an-Nisa: 56)
Ø penjaga neraka
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6).
Ø Siksaan yang paling ringan
paling ringannya siksa neraka adalah apabila
api neraka diletakkan di bagian lekuk telapak kaki seseorang maka otaknya akan
mendidih. Sabda asulullah,
إِنَّ
أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوْضَعُ فِي
أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَةٌ يَغْلِي مِنْهَا دِمَاغُهُ.
“Sesungguhnya azab yang paling ringan yang
menimpa penduduk neraka pada Hari Kiamat adalah apabila bara api diletakkan di
lekuk kedua telapak kaki seseorang, maka otaknya akan mendidih.” (HR.
al-Bukhari).
Ø
Kobaran api neraka yang menyambar nyambar.
Api neraka
berkobar sangat dahsyat, dan menyambar semua penghuninya tanpa belas kasihan.
Allah Ta’ala
berfirman,
إِنَّهَا تَرْمِي
بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ. كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ
“Sesungguhnya
neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana, seolah-olah ia
iringan unta yang kuning.” (Al-Mursalat: 32, 33).
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam menjelaskan,
نَارُكُمْ
جُزْءٌ مِنْ سَبْعِيْنَ جُزْءًا مِنْ نَاِر جَهَنَّمَ.
“Neraka kalian
adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari Neraka Jahanam.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Ø Bahan bakar
neraka
bahan bakar
neraka terdiri dari manusia dan bebatuan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman di
dalam surat Al-Baqarah,
فَاتَّقُواْ
النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Peliharalah
dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar